jpnn.com, JAKARTA - KH Muhamad Makki Nasir akan mencalonkan diri sebagai Ketua PWNU Jawa Timur pada Konferwil PWNU Jatim yang akan digelar di Tebuireng, Jombang pada Agustus 2024.
KH Makki Nasir merupakan ulama yang dikenal sebagai tokoh NU yang berpegang teguh pada isyaroh Syaikhona Kholil Bangkalan dan berkhidmat dengan patuh dan ikhlas terhadap agama Islam, organisasi dan masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Timur, Madura dan Bangkalan.
BACA JUGA: 5 Pemuda NU Temui Presiden Israel, Sekjen PBNU: Kunjungan Itu Lukai Perasaan Kita Semua
Dalam pengabdiannya pada NU, Makki Nasir telah berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik untuk organisasi islam terbesar di Indonesia (NU) dan masayarakat, serta menjadi contoh dari tekad yang kuat untuk patuh dan ikhlas dalam melayani organisasi dan masyarakat.
Lahir di Bangkalan pada 1974, KH Muhamad Makki Nasir dibesarkan dalam keluarga yang sangat religius. Dia sangat dipengaruhi oleh norma dan etika Islam yang kuat yang ditanamkan di keluarganya. Maklum saja beliau adalah salah satu cicit dari ulama besar yang menjadi inisiator lahirnya organisasi Nahdlatul Ulama.
BACA JUGA: 5 Warga NU Bertemu Presiden Israel, PBNU Bereaksi
Kiai Makki Nasir mengawali pendidikan agamanya di pondok pesantren Mamba'ul Hisan Sidayu Gresik, di mana beliau belajar dasar-dasar ajaran Islam.
Kemudian, dia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesentren Al Khozini Buduran Sidoarjo, disana beliau meningkatkan pengetahuannya tentang Islam.
BACA JUGA: Jamintel: Program LDII Jadi Solusi Atas Krisis Kebangsaan Akibat Pengaruh Asing
KH Muhamad Makki Nasir kemudian melanjutkan pendidikan S1 dan S2 di IAI Alkhoziny Sidoarjo. Di perguruan tinggi ini, dia belajar dasar-dasar agama dan juga ilmu pengetahuan umum.
Melalui tekad dan kerja kerasnya dalam menuntut ilmu, KH Makki Nasir lulus dan memperoleh gelar sarjana dan magister.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, KH Muhamad Makki Nasir kembali ke kampung halamannya Bangkalan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dan mencari jalan hidupnya.
Dia memulai pengabdiannya sebagai pengasuh Pondok Pesantren Falahun Nashiri Senenan, Bangkalan. KH Makki Nasir menjadi pemimpin ulama karismatik yang banyak dihormati oleh masyarakat.
KH Muhamad Makki Nasir juga menerima undangan sebagai dosen di STAI Syaichona Moh. Cholil dan membawa pengalaman dan keterampilannya sebagai seorang ulama ke perguruan tinggi.
Melihat kontribusinya yang besar, pada 2012 dia diangkat sebagai Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan. Selama lima lima tahun berturut-turut, dia melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan serta kesabaran.
Pada 2017, dia dipilih sebagai ketua PCNU Bangkalan dan tetap menjabat selama lima tahun. Akan tetapi, karena kegigihannya dalam membawa kemajuan organisasi NU ditingkat kabupaten (PCNU), dia terpilih kembali menjadi ketua PCNU Bangkalan periode 2022 hingga sekarang.
Dalam kurun waktu tersebut, KH Makki Nasir melakukan banyak hal untuk meningkatkan citra organisasi dan pengaruhnya dalam masyarakat khususnya di Kabupaten Bangkalan.
Selain itu, KH Muhamad Makki Nasir juga menjadi Ketua NU KORDA Madura, sebuah organisasi yang memberdayakan umat Islam di seluruh Madura.
Dia memimpin organisasi ini dengan bijak dan berhasil membuat organisasi ini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di wilayah Madura.
Sebagai seorang ulama, KH Muhamad Makki Nasir juga terlibat dalam konsolidasi organisasi muslim lainnya, seperti menjadi ketua MUI Bangkalan (2022-sekarang), dan wakil ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama Bangkalan), sebagai tempat menjalin silaturahmi dengan umat muslim di wilayah sekitarnya. Melalui organisasi-organisasi ini, dia memberikan sumbangan dalam menjamin kebersamaan dan kehormatan umat Islam dikalangan masyarakat.
Selain itu, sebagai Sekretaris Badan Silaturrahim Ulama Madura (BASSRA) koorda Bangkalan, KH Muhamad Makki Nasir juga berkontribusi dalam menjalin keharmonisan antara ulama di Madura BASSRA Bangkalan telah memainkan peran penting dalam menjaga tujuan bersama dan merencanakan kegiatan khusus organisasi ulama di Madura, yang selalu diambil dari konsep berfikir konteks global dengan bertindak mencerminkan kearifan lokal.
KH Muhamad Makki Nasir dikenal sebagai ulama yang berpengaruh dan penuh pengabdian serta patuh pada organisasi yang dipimpinnya.
Melalui dakwah-dakwahnya, dia selalu berusaha menjaga persatuan umat Islam dan menjaga nilai-nilai persatuan bangsa berdasarkan asas Pancasila serta selalu mengambil tindakan nyata untuk melakukannya.
Kesetiaannya kepada organisasi dan pengabdiannya untuk masyarakat menjadi contoh penting bagi pembangunan organisasi NU khusunya di Jawa Timur, Madura dan Bangkalan serta pembangunan Indonesia menuju Indonesia masa keemasan.
Sedikit menafsirkan beberapa petikan dari novelnya Para Priyayi, Umar Kayam bahwa kepemimpinan itu seharusnya membawa arti selalu berusaha mencari keadilan dan menabur kata-kata baik dan bermoral.
Kepemimpinan yang dibawa oleh KH Muhamad Makki Nasir merupakan hasil dari keterampilannya dalam memimpin, memberikan inspirasi kepada orang lain, mengoptimalkan potensi-potensi Sumberdaya Manusi yang tersedia dalam tubuh NU dan Masyarakat, dan membangun sinergi antara masyarakat (orang) dan organisasi, organisasi dan pemerintah. Semua itu telah membawa dampak yang besar dalam masyarakat setempat dan juga seluruh bangsa. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Polis Asuransi Selalu Aktif dan Dapatkan Manfaat Perlindungan Jangka Panjang
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti