jpnn.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk kini termasuk jajaran elite bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4.
Saat ini, baru lima bank yang memiliki modal inti Rp 30 triliun.
BACA JUGA: Kembangkan IT, CIMB Niaga Siapkan Capex USD 100 Juta
Yakni, BCA, Bank Mandiri, BRI, BNI, dan CIMB Niaga.
Laba bersih emiten berkode BNGA tersebut pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 2,08 triliun.
BACA JUGA: Mesin EDC CIMB Niaga Bertambah 40 Persen
Artinya, terjadi pertumbuhan 386,4 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Pendapatan bunga bersih bank naik 6,2 persen menjadi Rp 12,09 triliun pada 2016.
Sementara itu, pencadangan turun 7,02 persen menjadi Rp 1,6 triliun.
Di sisi lain, rapat umum pemegang saham (RUPS) CIMB Niaga, Selasa (25/4) memutuskan seluruh laba usaha digunakan untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.
Salah satu fokus utama adalah pengembangan teknologi informasi. Jadi, tidak ada pembagian dividen.
CIMB Niaga juga belum berencana melakukan ekspansi ke luar negeri.
Perseroan sebenarnya diperbolehkan melakukan ekspansi ke luar negeri karena modalnya cukup besar.
Namun, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki CIMB Group itu masih berfokus pada bisnis di Indonesia saja.
Perseroan juga akan membeli kembali saham (share buyback) maksimum dua persen dari modal disetor.
Aksi korporasi tersebut selanjutnya dipakai sebagai loyalty program berbasis saham kepada manajemen dan karyawan.
Share buyback selambatnya dilakukan 18 bulan sejak keputusan RUPSLB dan setelah mendapatkan persetujuan otoritas terkait serta harganya dianggap baik oleh perseroan.
’’Kami berupaya terus menjaga pertumbuhan bisnis dengan meningkatkan produktivitas, tapi tetap menjaga kualitas manajemen risiko perseroan,’’ kata Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan.
CIMB Niaga tahun ini mengincar sektor UKM dan konsumer.
Namun, perseroan bakal memperbanyak porsi bisnis kreditnya ke sektor menengah.
Tigor menyebutkan, penyaluran kredit BNGA tahun lalu naik tipis 1,6 persen menjadi Rp 180,16 triliun.
Penyaluran kredit terbesar berasal dari segmen korporasi 34 persen atau Rp 61 triliun.
Sisanya berasal dari segmen konsumer mencapai 29 persen atau Rp 51,4 triliun.
Porsi kredit untuk UKM sebesar 19 persen atau Rp 34,51 triliun.
Sedangkan kredit komersial mencapai 18 persen atau Rp 33,22 triliun.
Dana pihak ketiga BNGA naik tipis 1,1 persen menjadi Rp 180,57 triliun.
Porsi dana murah atau current account saving account (CASA) meningkat 403 basis point menjadi 50,84 persen.
Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) BNGA meningkat menjadi 98,38 persen pada 2016.
Sebelumnya, pada 2015, LDR BNGA masih berada di level 97,98 persen. (rin/c14/noe)
Redaktur & Reporter : Ragil