Kedutaan Australia di Beijing mengatakan bahwa seorang penulis Australia kelahiran China yang hilang setelah tiba di bandara Guangzhou minggu lalu telah ditahan pihak berwenang China. Penahanan Yang Hengjun
BACA JUGA: Menhan Australia Dukung Peningkatan Armada Pertahanan Jepang
China memberitahu kedutaan bahwa mereka menahan blogger terkenal yang juga seorang komentator politik yang kritis Yang Hengjun.
Demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) hari Rabu (23/1/2019).
BACA JUGA: Langkah Petenis Putri Indonesia Priska Nugroho Terhenti di Melbourne Park
Menurut DFAT, pejabat Australia sejauh ini belum bisa bertemu dengan pria berusia 53 tahun tersebut.
"DFAT sedang berusaha mencari kejelasan mengenai penahanan dan guna mendapatkan akses konsuler, sebagai langkah prioritas, sesuai dengan perjanjian konsuler bilateral." kata pernyataan DFAT.
BACA JUGA: Soal Abu Bakar Baasyir, Jokowi Terjebak di Antara Dua Karang
Juru bicara Departemen Luar Negeri China sebelumnya dalam jumpa pers mengatakan dia tidak mengetahui adanya kasus penahanan tersebut. Photo: Pemimpin oposisi Bill Shorten mengatakan prihatin dengan situasi Yang Hengjun. (Twitter: Yang Hengjun)
Yang sebelumnya pernah bekerja di Kementerian Luar Negeri China dan kemudian menjadi warga negara Australia sudah tidak terlihat selama satu minggu.
Feng Chongyi, seorang profesor di University of Technology Sydney mengatakan kepada ABC bahwa Yang dibawa oleh 10 polisi keamanan negara, setelah tiba di Guangzhou dari New York.
ABC belum bisa mengukuhkan penahanan itu secara independen.
Pemimpin partai oposisi dari Partai Buruh di Australia Bill Shorten mengatakan kepada program televisi ABC News Breakfast bahwa situasi ini memprihatinkan.
"Kita tidak bisa menutup-nutupi hal ini. Ini adalah kasus seorang warga Australia yang ditahan di China. Kedutaan baru saja diberitahu." katanya.
"Saya mendukung seluruh upaya untuk menghubungi dia, untuk mencari tahu apa yang terjadi. Namun ini mengkhawatirkan." katanya lagi. Photo: Kedutaan Australia di Beijing mendapat pemberitahuan bahwa Yang Hengjun ditahan. (Twitter: Yang Hengjun)
Yang sekarang tinggal di New York (Amerika Serikat) juga tidak lagi memberikan komentar di Twitter dimana dia memiliki 130 ribu pengikut.
Di tahun 2011, dia menghilang lebih dari dua hari setelah mengatakan dia diikuti oleh orang di bandara Guangzhou, sebelum kemudian muncul lagi.
Yang juga menulis novel mengenai mata-mata sudah bersikap low profile sejak pindah ke Amerika Serikat.
PEN America, sebuah LSM yang bergerak di bidang sastra yang mendukung kebebasan berbicara telah menyerukan pembebasan segera Yang Henjun.
"Jelas sekali bahwa Yang tidak akan ditahan kalau bukan karena tulisan-tulisannya yang kritis sebelumnya.," kata direktur senior Free Experession Programs Summer Lopez.
Penahanan Yang terjad di saat Christopher Pyne berkunjung ke Beijing hari Kamis (24/1/2019), menteri pertahanan Australia pertama yang berkunjung selama beberapa tahun terakhir.
Ketegangan antara China dengan negara-negara Barat meningkat sejak penahanan direktur eksekutif Huawei di Kanada bulan lalu, yang diikuti dengan penahanan dua warga China yang sedang bekerja di China.
Australia sudah menyampaikan 'keprihatinan' berkenaan dengan penahanan kedua orang tersebut dan juga hukuman mati yang dijatuhkan terhadap warga Kanada ketiga karena penyeludupan narkoba.
Beijing bereaksi marah atas kritikan tersebut.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Optimis Bangun 5.000 Pasar, Tapi Bagaimana Upaya Untuk Menjaganya?