Cintai Pejalan Kaki di Kota Bogor

Rabu, 15 Februari 2017 – 13:02 WIB
Patroli pedestrian Kota Bogor oleh Satpol PP. Foto: Pojoksatu/JPG

jpnn.com - jpnn.com - Kota Bogor saat ini terus berbenah dalam sisi infrastruktur.

Termasuk membenahi trotoar sebagai kawasan pedestrian yang bersahabat bagi pejalan kaki.

Bila Anda termasuk yang belum berkunjung ke Kota Bogor, tidak ada salahnya mencoba untuk berkunjung ke kawasan berjuluk Kota Hujan ini.

BACA JUGA: Bima Bakal Hapus Julukan Bogor Kota Sejuta Angkot

Sesampainya di sana, cobalah berjalan-jalan di kawasan pedestrian Istana Kepresidenan atau pun Kebun Raya Bogor.

Dua kawasan ini, sangat bersahabat bagi para pejalan kaki dan pesepeda.

Sebab, dengan trotoar yang sangat tertata, Anda tidak khawatir bersinggungan dengan pedagang (PKL).

Meski demikian, PKL ini belum seluruhnya bergeser dari trotoar.

Beberapa di antara mereka tetap masih ada meski tak sebanyak sebelum ada pengaturan kawasan pedestrian oleh Pemerintah Kota Bogor.

Untuk diketahui, proyek trotoar di seputar Kebun Raya Bogor dan Istana Presiden dimulai kawasan pertengahan Juni 2016.
Proyek ini mendapat bantuan pendanaan dari pemerintah pusat.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meyakini, pembangunan trotoar seputar Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan trotoar terluas yang ada di tengah kota. Pertama di Indonesia.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku, secara bertahap Kota Bogor menuju ke arah transportasi ramah lingkungan.
Terutama mendorong masyarakat berjalan kaki, bersepeda dan menggunakan angkutan umum.

Pria kelahiran 17 Desember 1972 itu memaparkan, proyek daerah pedestrian tersebut bernilai Rp32,3 miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) infrastruktur publik.

Rinciannya, pembangunan fasilitas pedestrian dan jalur sepeda seputar Kebun Raya Bogor terbagi dalam empat tahapan pengerjaan.

Antara lain, tahap pertama di Jalan Pajajaran mulai dari Tugu Kujang sampai Pintu Tiga Kebun Raya Bogor sepanjang 348 meter dan lebar tujuh meter yang telah dilaksanakan pada akhir 2015.

Tahap kedua dimulai dari Jalan Jalak Harupat sepanjang 1.040 meter persegi dengan lebar lima meter.

Lalu tahap ketiga, rehabilitasi trotoar Jalan Juanda sepanjang 1.680 meter persegi dengan lebar 2,5 meter.

Tahap keempat ada di Jalan Otista sepanjang 700 meter.

Sebenarnya pengerjaan pedestrian ini cukup simpel karena satu kawasan dengan kawasan lain saling berhubungan.

Meski begitu, pengerjaan proyek itu sendiri tidak segampang menarik tegak lurus.

Tidak hanya itu, ayah dua orang anak ini pun juga melakukan pelebaran Jembatan Otista II sepanjang 12 meter dengan lebar enam meter terbagi dua meter ke kiri dan empat meter ke kanan.

Termasuk, pembangunan turap (TPT) sepanjang 100 meter dengan tinggi 3,5 meter.

Terakhir namun tidak kalah penting, peningkatan overlay di Jalan Otista sepanjang 700 meter dengan lebar 15 meter.

Menyikapi kawasan pedestrian itu, Bima Arya menegaskan pentingnya pejalan kaki.

Menurut dia, kehadiran fasilitas pedestrian menjadikan Bogor sebagai surga bagi pejalan kaki.

”Termasuk Pemkot Bogor juga mendorong masyarakat mau berjalan kaki,” ucapnya.

Kota Bogor, kata dia, sangat memungkinkan dirancang menjadi surga bagi pejalan kaki.

Pejalan kaki juga terkait erat dengan konsep penataan transportasi masa depan, yakni Bogor Trasportation (B-TOP) yang ramah lingkungan dan warga menggunakan fasilitas transportasi umum serta berjalan kaki.

”Jangan sampai, trotoar ini jadi surganya PKL, harus menyiapkan sistem untuk mengawasi, rencana tambah personel Satpol PP berkoordinasi dengan DKP dan DLLAJ agar tidak ada titik yang luput harus bersih dari PKL,” tegasnya.

Sebagai informasi, konsep City Walk Bogor Mendorong Masyarakat Kota Bogor berjalan kaki telah dimulai sejak Desember 2012 di era kepemimpinan Wali Kota Diani Budiarto meresmikan fasilitas pedestrian di Jalan Nyi Raja Permas.

Fasilitas pedestrian tersebut dibangun dari acuan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Pondasi hukumnya, Undang-Udang Lalu Lintas, Pemerintah wajib menyediakan fasilitas untuk kepentingan rakyat.

Sebelumnya, pedestrian tersebut terkoneksi dengan layanan kereta api merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan Kota Bogor menjadi kawasan asri. (rie/adv/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler