Citarum Dicemari Limbah Manusia

Jumat, 13 Januari 2012 – 09:17 WIB

BANDUNG – Sungai Citarum sudah benar-benar tercemari limbah. Buktinya, dari 75 sampel yang diuji Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BLHD) Kabupaten Bandung, 68 sampel di antaranya dalam kondisi buruk akibat limbah domestik dan industri atau secara persentase sudah 90 persen tercemari.

”Limbah yang paling dominan yakni limbah domestik. Kebanyakan limbah tersebut berasal dari tinja yang dibuang ke sungai sembarangan,” kata Kepala BPLHD Kabupaten Bandung Atih Witartih kepada wartawan Kamis (12/1).

Atih merinci, sebesar 70 persen limbah dihasilkan dari rumah tangga dan sisanya industri. Ia menduga, tingginya pencemaran limbah tinja diakibatkan sudah tak dipakainya instalasi pengelolaan limbah tinja (IPLT) milik Pemkab di Cibeueut, Kecamatan Ibun. ”Tidak berfungsinya IPLT menyebabkan masyarakat langsung membuang tinja ke sungai,” kata dia.

Menurut Atih, sejak tidak berfungsinya IPLT Cibeueut, otomatis limbah tinja sebanyak 3,2 juta jiwa warga Kabupaten Bandung dibuang ke Sungai Citarum. ”Ditambah lagi dengan limbah domestik kiriman dari Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, dan Kota Cimahi,” tambah dia.

Ia menilai, rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga sungai, seperti membuang sampah sembarangan pun ikut memengaruhi tercemarnya air sungai. ”Kami imbau masyarakat menjaga sungai dari pencemaran limbah," pintanya.

Atih menerangkan, sumbangan limbah pabrik ke Sungai Citarum dilakukan sekitar 120 dari 150 pabrik di Kabupaten Bandung. ”Mereka selalu membuang limbah cair langsung ke sungai, tanpa melalui instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Padahal, mereka itu punya kenapa membuang sembarangan,” jelas dia.

Karena itu, pihaknya akan terus melakukan pembinaan, teguran hingga penyegelan bagi industri yang membandel. Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Kemitraan BPLH Kabupaten Bandung, Agus Maulana menambahkan, akan terus memperketat pengawasaan terhadap pencemaran limbah di Sungai Citarum.

”BPLH juga melakukan kajian dan memberikan peringkat bagi industri. Bila membahayakan, kita akan melakukan peneguran,” kata dia.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, Ahmad Kustijadi menyatakan, wilayah yang paling rentan terkena limbah industri berada di Kawasan Majalaya. ”Berdasarkan data 2010, kebanyakan penderita penyakit kulit berada di Desa Bojong Kecamatan Majalaya,” jelas dia.

Ia menjelaskan, penyakit kulit yang ditemukan terbanyak adalah dermatitis contact non iritaif. ”Kami mengimbau masyarakat meningkatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga. Sehingga penyakit yang ditimbulkan pencemaran limbah bisa diantisipasi sedini mungkin,” jelas Kustijadi. (adi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua PNS Pemkab Nunukan Positif HIV


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler