Citilink Fokus Bisnis Low Cost Carrier

Kamis, 22 Maret 2012 – 02:20 WIB

JAKARTA - Potensi pasar penerbangan Indonesia, khususnya Low Cost Carrier (LLC), sangat besar,  baik untuk jangka pendek maupun panjang. Wakil Presiden Citilink, Con Korfiatis mengatakan, meski pada awal kehadirannya LCC harus menerima pandangan yang skeptis, namun model tersebut kini banyak bermunculan dan saling bersaing di dalam bisnis penerbangan.

Con mengemukakan, ada sejumlah alasan di balik persaingan itu. "Pertama, selain kondisi perekonomian cenderung membaik, penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta merupakan peluang dan potensi yang menjanjikan," jelasnya.

Kedua, diprediksikan pula bahwa sebagian kalangan dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun mendatang akan terjadi peningkatan jumlah penduduk kelas menengah. Hal tersebut tentu saja menjanjikan jumlah penumpang LCC yang lebih besar dan lebih baik bagi industri wisata maupun bisnis.

Ketiga, Indonesia secara geografis dipisahkan oleh laut serta dataran tinggi. Kehadiran jasa transportasi udara menjadi amat penting. "Dibandingkan negara lain, Indonesia memberikan masa depan yang lebih menjanjikan bagi dunia penerbangan," tegasnya kepada INDOPOS di Jakarta, Rabu (21/3).

Hal itu pula yang mendasari sejumlah maskapai besar untuk terjun ke bisnis penerbangan LCC.  Tak terkecuali PT Garuda Indonesia, yang baru saja melakukan pemisahan unit usahanya (spin off) dengan Citilink.

Ada pun latar belakang spin off tersebut adalah adanya peluang dan permintaan market yang cukup besar di tanah air yang membuat Citilink   dapat berkembang sendiri sebagai LCC. "Bentuk bisnis LCC modern inilah yang harus digarap secara lebih serius dan intensif sesuai dengan karakter bisnis, nilai-nilai,  dan budaya perusahaan yang berbeda dari legacy airline," papar Con.

Pasca-spin off, Citilink memiliki beberapa target bisnis. “Yang utama adalah terus berupaya mengembangkan diri agar bisa menjangkau penumpang dan memberikan layanan yang lebih optimal,” imbuhnya. Selain itu, Citilink juga segera memperkenalkan citra baru (new brand story) yang akan dituangkan melalui corporate color baru Citilink (hijau), livery baru, logo baru, serta baju pramugari baru.

Untuk meningkatkan pelayanannya kepada konsumen, Citilink juga sudah dalam proses realisasi penambahan jumlah armada Airbus A320 hingga empat kali lipat, dari 5 menjadi 20 buah dari 2012 sampai 2013. Dari sisi total armada, akan ada penambahan 11 pesawat baru pada 2012 dan 10 pesawat lagi pada 2013.

Citilink juga akan menambah rute penerbangan baru ke Jogjakarta, Padang, dan Pekanbaru pada tahun ini. Tahun lalu, Citilink memiliki 30 penerbangan dalam sehari. "Sementara pada akhir tahun ini, kami menargetkan menjadi 125 penerbangan dalam sehari," jelasnya. Tahun depan, Citilink  berencana mengembangkan rute internasional.

Dari segi penumpang, Citilink mencatat ada 1,6 juta penumpang tahun lalu. Tahun ini, Citilink memasang target penumpang bisa mencapai 4 juta orang. "Ini adalah target yang agresif dan bisa jadi pertumbuhan yang cukup signifikan," imbuhnya.

Bagaimana dengan strategi Citilink di tengah persaingan bisnis LLC yang ketat? Menurut Con, Citilink tetap optimistis. Sebab, lanjutnya, pasar di Indonesia masih belum mengenal dengan baik mengenai bentuk business LCC yang modern.

"Salah satu hal yang membuat Citilink berbeda dari Low Cost Airlines lain adalah Citilink merupakan anak perusahaan PT Garuda Indonesia yang sudah memiliki reputasi dan standar yang baik. Kami juga selalu berupaya untuk memberikan sesuatu yang baru dan terbaik bagi publik," jelasnya. (max)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PTPP Maksimalkan Bisnis Hotel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler