Selanjutnya pada 2013, perseroan juga bakal membangun satu hotel lagi di Makassar, Selawesi Selatan (Sumsel). Proyek di Makasar ini diharap bisa digeber tahun depan. Itu setelah perseroan menyelesaikan studi dan desain. Studi dan desain itu saat ini sudah masuk fase final. ”Kalau tidak ada hambatan tahun depan hotel Makasar sudah bisa di
mulai,” ucap Tumiyana.
Sejauh ini, level hotel Makassar akan sama dengan model Jakarta dan Bandung. Hotel berbintang tiga memiliki ceruk pasar sangat potensial. Dua faktor utama adalah pariwisata domestik dan pertumbuhan ekonomi yang mendorong mobilitas bisnis. Selanjutnya, kedua situasi itu disokong tiket penerbangan yang begitu kompetitif dan memurah. "Bisnis hotel ini menjadi sumber recurring income pendapatan berulang atau recurring income," jelas Tumiyana.
Nah, kalau proyekhotel di Makasar dan Bandung berjalan sesuai skenario maka bidikan berikutnya adalah Pulau Dewata, Bali. Mengenai biaya tidak terlampau mahal. Kalkulasi investasi untuk konstruksi Rp 75 miliar. Jumlah kamar ditetapkan sebanyak 170 unit dan target okupansi mencapai 92 persen. Konsep dasar bisnis perseroan adalah memanfaatkan dan mengoptimalkan lahan milik BUMN. ”Sekaligus maksimalisasi nilai aset perseroan,” katanya.
Hingga penghujung 2012 nanti, perseroan membidik pendapatan recurring income senilai Rp 9 miliar. Sementara target pendapatan sepanjang tahun ini Rp 8,7 triliun alias meningkat sebesar 29,85 persen dibanding tahun lalu. Dengan begitu, kontribusi recurring income baru mencapai 1,3 persen. Sedangkan laba bersih diharap Rp 305 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 49,5 persen dibanding realisasi 2011 sebesar Rp 240,22 miiliar. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SMGR Kejar Target dengan Dekati Pelanggan
Redaktur : Tim Redaksi