jpnn.com - BOGOR—Perangkat desa di Kabupaten Bogor merasa resah karena sering didatangi wartawan gadungan alias bodrex. Dengan modus mengontrol penggunaan dana dari pemerintah pusat, mereka memeras para kepala desa.
“Medianya tidak jelas. Gak dijual di pasaran, hanya jual kalendar dengan harga jutaan. Mereka sering memaksa dikasih uang. Dan oknumnya datang silih berganti walau nama mediannya sama,” papar Kades Cibeuteung Udik, Bambang kepada Radar Bogor, Minggu (5/6).
BACA JUGA: Hmmmââ¬Â¦ Relawan Djarot Deklarasi Ribuan Rumah
Selain memeras, perilaku para wartawan abal-abal ini juga minim etika. Mereka menyatroni balai desa berkali-kali tak kenal waktu. Bahkan Bambang mengaku pernah didatangi di rumahnya tengah malam. “Saya tidak habis pikir. Mereka yang ngaku wartawan datang ke rumah saya di atas pukul 23.00 WIB,” ucap dia.
Untungnya, lanjut Bambang, dirinya sudah bisa menebak bahwa mereka bukan wartawan asli. Namun, lanjutnya, tidak semua kepala desa mengetahui mana wartawan bodong.
BACA JUGA: Beuh! Dua Komplotan Ini Mudah Sekali Menguras Uang di ATM
Karena itu, dia berharap aparat kepolisian dan pemerintah segera bertindak memberi penyuluhan kepada perangkat desa mengenai masalah ini. "Saya harap ini juga jadi perhatian dari wadah wartawan yang sah," tambah dia.
Hal senada diungkapkan Kades Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Sulaeman. Ia heran setiap kali membaca koran yang diberikan wartawan bodong, banyak pemberitaan dari luar Kabupaten Bogor. Selain itu, tidak dijual selayaknya koran pada umumnya.
BACA JUGA: Inilah Alasan Ahok Larang Sekolah Paksakan Siswi Berjilbab
“Kami resah karena dana belum turun tapi sudah diawasi. Dan ketika dana desa turun mereka terus mengikuti. Jadi bingung untuk menyikapi keadaan seperti ini,” ucapnya. (rp1/c/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selama Ramadan, KBIF Gelar Bazar Daging Sapi Murah di CFD
Redaktur : Tim Redaksi