jpnn.com - SURABAYA—Sejumlah anggota DPRD Jawa Timur mulai malas berangkat kerja. Alasannya, rumah mereka jauh. Padahal, anggota dewan sudah diberi tunjangan Rp 25 juta per bulan untuk biaya sewa rumah atau beli rumah di kawasan Kota Surabaya.
Sekretaris DPRD (Sekwan) Jawa Timur Ahmad Jailani menjelaskan, dalam sebulan anggota dewan mengantongi gaji pokok Rp 3 juta per bulan. Gaji tersebut bukan apa-apa karena setiap anggota menerima sejumlah tunjangan. Di antaranya, tunjangan perumahan Rp 25 juta dan tunjangan komunikasi Rp 9 juta.
BACA JUGA: Karantina Pertanian Gagalkan Penyelundupan Organ Satwa Langka
Bila tunjangan reses disetujui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), ada tambahan tunjangan Rp 49 juta. Itu pun masih ditambah uang saku kunker rata-rata Rp 5,6 juta per bulan.
Khusus tunjangan rumah dinas sebenarnya diberikan untuk memfasilitasi anggota dewan dari luar ibu kota provinsi. Misalnya, dari Malang, Pasuruan, Bojonegoro, Banyuwangi, dan daerah lainnya. Mereka diasumsikan tidak memiliki tempat tinggal di Surabaya.
Tunjangan itu bisa mereka gunakan untuk menyewa atau membeli rumah di ibu kota provinsi. Fakta di lapangan tidak demikian. Banyak anggota dewan yang tidak tinggal di ibu kota.
BACA JUGA: Honorer Merasa Diberi Janji Surga Tanpa Realisasi
Mereka tetap berangkat dari tempat tinggal asalnya. Misalnya, dari Kabupaten Gresik, Malang, Pasuruan, Sidoarjo, dan beberapa daerah yang jarak tempuh dari Surabaya kurang dari tiga jam.
Banyaknya anggota dewan yang pergi-pulang dari rumahnya di daerah itu mengakibatkan jadwal rapat paripurna tidak bisa berlangsung lebih awal. Rapat baru bisa dimulai lebih dari pukul 10.00. Itu disebabkan menunggu anggota dewan dari luar Surabaya.
Diakui atau tidak, tempat tinggal anggota dewan di luar ibu kota mengganggu jadwal pelaksanaan rapat. Idealnya, rapat yang bisa dilaksanakan pukul 08.00 terpaksa harus siang. Bahkan, rapat paripurna tidak jarang dilaksanakan setelah salat Duhur.
Moh. Zainul Lutfi, anggota DPRD Jatim dari Fraksi Partai Amanat Nasional, mengaku tidak tinggal di Surabaya. Dia tinggal di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. "Tidak jauh dan tidak menghambat mobilisasi saya ke kantor dewan," katanya.
Karena itu, Lutfi menilai langkah dirinya tinggal di rumah asal itu tidak masalah. (sal/riq/c6/fat/flo/jpnn)
BACA JUGA: Jangan Lupa, Tarif Tol Suramadu Turun Mulai Besok
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diakhir Masa Jabatannya, Wali Kota Ini Sindir Pejabat Suka Mendongkak
Redaktur : Tim Redaksi