LOS ANGELES - Selama bertahun-tahun, nama Los Angeles Clippers memiliki padanan arti loser alias pencundang. Lebih-lebih di depan rival sekotanya Los Angeles Lakers. Namun musim ini, bandul nasib berbalik, Clippers berubah menjadi tim yang sangat perkasa.
Sejauh ini, Clippers berhasil menyapu bersih dua kemenangan awal atas Lakers. Kemarin, tim besutan Vinny del Negro itu menang tipis 107-102 di dengan 20 ribu lebih penonton yang memadati Staples Center. Pada pertemuan pertama 2 November tahun lalu, victory Clippers lebih telak lagi, 105-95.
Dua kemenangan dari rencana empat pertemuan musim reguler semakin menegaskan status Clippers sebagai penguasa baru Kota Los Angeles.
Pada masa lalu, hal ini tak pernah terjadi. Clippers adalah tim liliput. Jangankan juara, untuk menembus playoff saja Clippers selalu kesulitan. Bandingkan dengan Lakers yang sudah 17 kali menjadi kampium NBA.
Rekor pertemuan kedua tim juga sangat jomplang. Sebelum game kemarin, Lakers unggul jauh 143-50 (termasuk saat Clippers masih bernama Buffalo Braves dan San Diego Clippers). Sejak Clippers bermarkas di Los Angeles pada 1984, Lakers tetap dominan dengan kemenangan 97-30.
Namun kemarin, rekor jelek Clippers sudah dilupakan. Sejak awal pertandingan, Clippers tampil dominan, tak memberikan kesempatan pada Lakers untuk memimpin perolehan angka.
Motivasi pemain Clippers berlipat-lipat. Walau mampu mencatat rekor 17 kemenangan, para pemain Clippers sangat bersemangat untuk mendapatkan respek dari tim yang selama ini meremehkan mereka.
Superstar Chris Paul merajalela dengan 30 poin dan 13 assist untuk membawa kemenangan ke-26 untuk timnya. Power forward Blake Griffin menambahkan 24 angka.
"Saat ini, kami hanya fokus untuk menjadi tim terbaik di liga, bukan hanya di kota," kata forward Lamar Odom, satu dari empat mantan pemain Lakers yang sekarang bermain untuk Clippers.
Hal senada diungkapkan eks Lakers lainnya, forward Matt Barnes. "Clippers sekian lama dianggap adik kecil. Sekarang, kami sudah melakukan sesuatu. Banyak orang bilang, ini masih awal musim. Tapi itu tak menjadi masalah bagi kami," paparnya.
Kemenangan atas Lakers penting untuk terus menempel penguasa sementara wilayah barat Oklahoma City Thunder. Namun lebih penting lagi, Clippers sudah meretas jalan untuk membangun identitasnya sendiri, tak lagi berada di bawah bayang-bayang Lakers.
Sementara itu Lakers harus cepat bangkit dan segera masuk delapan besar alias zona playoff. Posisi sebelas dengan rekor menang kalah 15-17 bukan hal yang ideal bagi Kobe Bryant dan kawan-kawan. (nur)
Sejauh ini, Clippers berhasil menyapu bersih dua kemenangan awal atas Lakers. Kemarin, tim besutan Vinny del Negro itu menang tipis 107-102 di dengan 20 ribu lebih penonton yang memadati Staples Center. Pada pertemuan pertama 2 November tahun lalu, victory Clippers lebih telak lagi, 105-95.
Dua kemenangan dari rencana empat pertemuan musim reguler semakin menegaskan status Clippers sebagai penguasa baru Kota Los Angeles.
Pada masa lalu, hal ini tak pernah terjadi. Clippers adalah tim liliput. Jangankan juara, untuk menembus playoff saja Clippers selalu kesulitan. Bandingkan dengan Lakers yang sudah 17 kali menjadi kampium NBA.
Rekor pertemuan kedua tim juga sangat jomplang. Sebelum game kemarin, Lakers unggul jauh 143-50 (termasuk saat Clippers masih bernama Buffalo Braves dan San Diego Clippers). Sejak Clippers bermarkas di Los Angeles pada 1984, Lakers tetap dominan dengan kemenangan 97-30.
Namun kemarin, rekor jelek Clippers sudah dilupakan. Sejak awal pertandingan, Clippers tampil dominan, tak memberikan kesempatan pada Lakers untuk memimpin perolehan angka.
Motivasi pemain Clippers berlipat-lipat. Walau mampu mencatat rekor 17 kemenangan, para pemain Clippers sangat bersemangat untuk mendapatkan respek dari tim yang selama ini meremehkan mereka.
Superstar Chris Paul merajalela dengan 30 poin dan 13 assist untuk membawa kemenangan ke-26 untuk timnya. Power forward Blake Griffin menambahkan 24 angka.
"Saat ini, kami hanya fokus untuk menjadi tim terbaik di liga, bukan hanya di kota," kata forward Lamar Odom, satu dari empat mantan pemain Lakers yang sekarang bermain untuk Clippers.
Hal senada diungkapkan eks Lakers lainnya, forward Matt Barnes. "Clippers sekian lama dianggap adik kecil. Sekarang, kami sudah melakukan sesuatu. Banyak orang bilang, ini masih awal musim. Tapi itu tak menjadi masalah bagi kami," paparnya.
Kemenangan atas Lakers penting untuk terus menempel penguasa sementara wilayah barat Oklahoma City Thunder. Namun lebih penting lagi, Clippers sudah meretas jalan untuk membangun identitasnya sendiri, tak lagi berada di bawah bayang-bayang Lakers.
Sementara itu Lakers harus cepat bangkit dan segera masuk delapan besar alias zona playoff. Posisi sebelas dengan rekor menang kalah 15-17 bukan hal yang ideal bagi Kobe Bryant dan kawan-kawan. (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... APPI Akan Tawarkan Skema Pembayaran
Redaktur : Tim Redaksi