Pada laga perebutan peringkat tiga Sabtu (22/3), Dimaz Muharri dkk kalah atas tim tuan rumah PEA dengan skor 76-93. CLS berhasil melaju ke babak empat besar dengan meraih dua kemenangan. Masing-masing atas tim Australia Postnet Gators (84-74) dan Brunei CS Cold Storage (89-57).
Sebelumnya, pada babak penyisihan, CLS kalah tiga kali. Yaitu melawan Rising Star (Thailand), United Teams (Amerika Serikat), dan PEA (Thailand).
"Saya tidak ikut ke Thailand, namun dari laporan yang saya terima, permainan kami berkembang. Pemain juga puas dengan pelatih dan asistennya. Chemistry juga sudah mulai terbentuk," kata Bos CLS Christopher Tanuwidjaja kemarin.
Itop -panggilan Christopher Tanuwidjaja- menambahkan, kalah tiga kali bukan hasil yang buruk. Sebab dua tim Thailand diperkuat masing-masing dua pemain asing asal AS.
Dari enam kontestan, hanya CLS, Brunei CS, dan United Teams yang tidak diperkuat pemain asing. Bahkan tim Australia juga menyewa jasa pemain dari AS.
"Bisa mendekati level tim-tim tersebut saya kira cukup bagus. Sebab tim tuan rumah memang habis-habisan. Terutama untuk mengimpor pemain asing," imbuh Itop.
General Manajer CLS Risdianto Roeslan menambahkan, kehadiran pelatih asal Filipina Edward "Dong" Santos Vergeire dan asistennya Reonel Parado sejauh ini bisa mengangkat performa CLS. Sebanyak 12 pemain yang dibawa ke Thailand, ucap Risdi tampil cukup bagus dalam enam pertandingan.
Ambil contoh shooting guard Jeffry Bong yang tak cukup bagus musim lalu, juga ternyata bisa tampil baik. Saat mengalahkan Brunei, Jeffry menjadi top scorer dengan 20 poin. Hebatnya, 18 poin dicetak pada 5 menit di kuarter empat.
"Dari soal pengalaman, sistem yang diterapkan, dan kemampuan adaptasi, Coach Dong cukup bagus. Hasil ini saya kira menjadi modal bagus jelang preseason tournament," tegas Risdi.
Para pemain tampaknya juga optimis bahwa timnya akan melakukan gebrakan musim ini. Kehadiran Coach Dong dalam tim, bagi pemain merupakan keputusan paling krusial.
"Kami puas !. Anak-anak jauh lebih agresif dalam defense maupun offense. Sejauh ini saya ngerasa banget (dampak kehadiran Coach Dong). Anak-anak bermain kolektif secara tim," ucap Wijaya Saputra, guard CLS.
Pada Preseason Tournament mendatang, CLS memang membawa beban berat. Sebagai juara bertahan, CLS dituntut bisa mempertahankan gelar ketika bermain di kandang sendiri. Namun jalan tidak mudah. Pada laga perdana 13 Oktober mendatang, CLS langsung berhadapan dengan juara bertahan NBL Satria Muda Jakarta. (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GP Singapura Aman Sampai 2017
Redaktur : Tim Redaksi