jpnn.com, SEMARANG - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut tidak tepat perguruan tinggi disebut pencetak koruptor.
Mahfud berasumsi, jumlah koruptor yang merupakan lulusan perguruan tinggi tidak sampai satu persen dari total lulusan PT yang mencapai 17 juta jiwa.
BACA JUGA: Kontroversi Pemberian Nama Jalan Kemal Attaurk, Yusril Angkat Bicara
"Pelaku korupsi di Indonesia per hari ini jumlahnya 1.298 orang," ujar Mahfud.
Dia mengemukakan hal tersebut pada silaturahmi dengan senat akademik dan dewan profesor Universitas Diponegoro, Semarang, sebagaimana disiarkan dalam saluran YouTube perguruan tinggi itu.
BACA JUGA: TNI AL Rekrut Banyak Prajurit dari Papua, Jumlahnya Ratusan, Kini Mulai Bertugas
Mahfud memulai pernyataannya dengan menyebut koruptor yang merupakan lulusan perguruan tinggi jumlahnya sekitar 0,00001 persen dari total lulusan yang mencapai 17 juta orang.
Mahfud kemudian membahas sejumlah hoaks yang diolah dari beberapa pernyataannya.
BACA JUGA: Keren Banget! Sudah Tak Ada Pasien COVID-19 di 3 Daerah ini
Dia mengakui, di sisi lain lulusan perguruan tinggi tercatat banyak menjadi terdakwa utama dalam kasus korupsi di Indonesia.
"Kenapa, karena dari sudut korupsi, 86 persen terpidana korupsi itu adalah sarjana ke atas. Berarti lulusan perguruan tinggi itu paling dominan korupsi," katanya.
Menurut Mahfud, informasi yang disampaikannya tersebut menjadi hoaks ketika dipelintir dengan menyebut perguruan tinggi menjadi pencetak koruptor.
Menurut Mahfud cara membaca angka yang dipaparkan tidak bisa dipukul rata.
Artinya, 86 persen dari 1.298 koruptor berbeda cara membacanya dengan 1.298 koruptor dari 17 juta lulusan perguruan tinggi.
"Pelaku korupsi di Indonesia berdasarkan data 1.298 orang koruptor, sedangkan lulusan perguruan tinggi itu 17,06 juta. Jadi, koruptor dari perguruan tinggi itu dari lulusannya tidak sampai 0,00001 persen tidak ada."
"Saya kira 1.298 dari 17 juta orang kan kecil banget. Kalau dilihat dari sudut koruptornya berapa, 86 persen itu orang perguruan tinggi. Beda dong cara melihatnya," pungkas Mahfud.(Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang