COD Rampung, PLTS Sei Mangkei Berpotensi Mereduksi Emisi Karbon 1.300 Ton Setahun

Senin, 11 Oktober 2021 – 12:37 WIB
PLTS Sei Mangkei merampungkan pembangunan commercial operation date (COD) dan berpotensi mereduksi emisi karbon hingga 1.300 setahun. Foto: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - PLTS Sei Mangkei merampungkan pembangunan commercial operation date (COD) sesuai target pada 24 Agustus 2021.

COD itu merupakan kerja sama antara Pertamina NRE dan PTPN III.

BACA JUGA: Pertamina Dorong Anak Muda Terus Berinovasi di Masa Pandemi

PLTS Sei Mangkei diperkirakan dapat memproduksi listrik hingga 1,6 GW dalam setahun dan berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1.300 ton per tahunnya. Penurunan emisi tersebut setara dengan penyerapan CO2 59 ribu pohon dewasa dalam setahun.

PLTS ground mounted dengan kapasitas 2 MW tersebut menyuplai listrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Rokan Pasang Strategi SDM untuk Optimalisasi Potensi WK Rokan

KEK Sei Mangkei merupakan kawasan yang dikelola oleh PTPN III.

Wilayah itu menjadi KEK pertama di Indonesia yang memiliki konsep green economic zone, yaitu mengutamakan pengembangan energi terbarukan, termasuk penggunaan energi untuk pembangkit listrik.
Kawasan industri secara tradisional merupakan penghasil emisi GRK dalam jumlah besar.

BACA JUGA: Pertama Kalinya di Asia, Pertamina Survei Wilayah Migas dengan Teknologi eFTG

Namun, Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan dengan konsep green economic zone, kegiatan industri di KEK Sei Mangkei diharapkan lebih ramah lingkungan.

“Transisi menuju energi bersih yang dilakukan Pertamina sejalan dengan konsep green economic zone KEK Sei Mangkei. Kami percaya industri dapat memberikan kontribusi besar bagi upaya dekarbonisasi, yaitu melalui pemanfaatan energi yang lebih bersih dan menurunkan emisi GRK dalam aktivitas bisnisnya,” ungkap Dannif.

PLTS tersebut bukan satu-satunya pembangkit listrik energi terbarukan di Kawasan Sei Mangkei. Awal tahun lalu, bersama dengan PTPN III Pertamina NRE juga telah menyelesaikan proyek pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) berkapasitas 2,4 MW.

Menurut Dannfi, biogas yang digunakan berasal dari palm oil mill effluent (POME) atau limbah cair kelapa sawit.

Bersama-sama, kedua pembangkit tersebut berpotensi menurunkan emisi karbon sebesar 71.300 ton per tahun.

Direktur Utama Holding PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan KEK Sei Mangkei merupakan kawasan industri yang didesain khusus dengan konsep green economic zone.

KEK menggunaan energi bersih menjadi prioritas utama dalam pengembangan ke depannya.

Komitmen dalam penggunaan energi bersih direalisasikan melalui pengembangan sumber-sumber listrik berbasis Energi Baru Terbarukan antara lain pengembangan PLT Biomassa, PLT Biogas dan PLT Surya.

"Upaya-upaya tersebut sejalan dengan target pemerintah dalam mencapai bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025. Kami berharap kedepan KEK Sei Mangkei dapat menjadi salah satu contoh kawasan industri berwawasan lingkungan bagi kawasan industri lainnya,” ungkap Abdul Ghani.

Pertamina agresif melakukan transisi energi sesuai rencana jangka panjangnya. Perseroan mendukung upaya pemerintah mencapai penurunan emisi GRK sebesar pada 2030.

Sebagai bagian dari praktik environment, social, and governance (ESG), BUMN Energi itu memiliki kepedulian bersama masyarakat global untuk menghambat laju perubahan iklim.

"Pertamina juga menargetkan sebesar 17 persen energi bersih dalam portofolio bisnisnya di tahun 2030," Abdul Ghani. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler