jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) makin masif dan agresif mengerjakan di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Hal itu harus didukung kapabilitas organisasi yang memadai dan pengambangan SDM yang unggul.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Pertamina (Persero) Erry Sugiharto melakukan kunjungan kerja ke WK Rokan di Riau pada Kamis (7/10) untuk memastikan terealisasinya rencana tersebut.
BACA JUGA: Pertama Kalinya di Asia, Pertamina Survei Wilayah Migas dengan Teknologi eFTG
Erry mendiskusikan dan memberikan arahan tentang pengelolaan dan kebutuhan SDM agar dapat menunjang peningkatan kegiatan operasi di WK Rokan.
”Bergabungnya WK Rokan (ke Pertamina, Red.) diharapkan turut memajukan Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Direktorat SDM akan memberikan dukungan penuh agar produktivitas WK Rokan terus meningkat,” ujar Erry dalam sambutannya.
BACA JUGA: Jangan Asal Percaya Rekrutmen Pegawai Pertamina Ini Cara Memvalidasi Informasinya
Kunjungan jajaran pimpinan Direktorat SDM Pertamina (Persero) dan Subholding Upstream disambut langsung oleh Dirut PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee A. Suardin.
Pada kunjungan kerja itu juga dibahas strategi pemenuhan kebutuhan SDM yang diperlukan.
BACA JUGA: Pertamina XScouts, Dorong Percepatan Pertumbuhan Start Up Energi di Indonesia
Menurut Erry kapabilitas organisasi perlu dijaga agar dapat menunjang keberlangsungan operasi WK Rokan secara selamat, andal, dan efisien.
Terlebih, kata Erry, produksi salah satu WK terbesar di Indonesia dan menyumbangkan hampir 25 persen produksi minyak nasional.
Operasi WK Rokan saat ini didukung oleh sekitar 2.700 pegawai tetap dan lebih dari 22 ribu pegawai mitra kerja. Masing-masing sekitar 65 persen dan 85 persen di antaranya merupakan warga lokal Riau.
Selain itu, kunjungan kerjanya, Erry juga meninjau Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) di Minas yang merupakan pusat kegiatan digitalisasi WK Rokan.
Dirut PHR Jaffee A. Suardin menyampaikan produksi WK Rokan diharapkan meningkat dengan cara mengoptimalkan potensi-potensi cadangan migas.
WK Rokan melakukan penambahan sumur baru, pengembangan teknologi tingkat lanjut Enhanced Oil Recovery (EOR), maupun terobosan lain untuk memproduksi minyak secara optimal.
WK Rokan menargetkan 161 sumur tajak sejak alih kelola pada Agustus lalu hingga akhir 2021.
"Intensitas kegiatan operasi semakin meningkat pada tahun depan dengan target pengeboran 500 sumur," kata dia.
Jaffe menyebut rencana itu tentu harus didukung oleh SDM dengan kompetensi yang tepat.
Berdasarkan keterangan resmi, Pertamina saat ini tengah menyusun peta jalan (road map) untuk memperluas model digitalisasi WK Rokan ke wilayah kerja lainnya.
Diharapkan, keandalan fasilitas IODSC bisa diikuti oleh wilayah kerja hulu migas perseroan yang lainnya.
Pertamina membeberkan pada tahap awal, perluasan digitalisasi di wilayah kerja hulu migas akan dimulai dari Regional 1 Sumatera.
Langkah strategis pengembangan teknologi digital merupakan upaya mengoptimalkan proses bisnis dengan teknologi mutakhir, memperkuat inovasi bisnis, dan membangun kolaborasi guna mewujudkan operasi yang efisien.
Fasilitas IODSC merupakan sumber informasi atau 'big data' berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan. Setiap hari ada sekitar 4.000-5.000 data yang masuk.
Kemudian, data tersebut diolah agar menjadi informasi berharga yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Penerapan digitalisasi di WK Rokan memberikan empat manfaat utama.
Adapun manfaat itu, yakni peningkatan kinerja keselamatan, penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi / LPO hingga sekitar 40 persen, optimalisasi kemampuan fasilitas produksi, dan peningkatan efisiensi. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia