jpnn.com, JAKARTA - PT SUCOFINDO berpartisipasi aktif mendukung program Pemerintah melakukan upaya mitigasi perubahan iklim melalui layanan jasa monitoring dan audit berbasis Nature Base Solutions (NBS).
Hal ini sejalan dengan dokumen NDC (Nationally Determined Contribution) dan misi perhelatan Conference of The Parties ke-27 (COP 27), yang terlaksana di Mesir.
BACA JUGA: Semester I 2022, Sucofindo Bukukan Pendapatan Capai Rp 1,2 Triliun
Penerapan prinsip NBS juga sesuai dengan Peraturan Presiden No. 73 tahun 2012: Rencana Strategis Nasional Ekosistem Mangrove.
“Pada COP 27, SUCOFINDO mengusulkan penyediaan jasa monitoring dan audit. Layanan monitoring kami didukung oleh teknologi mutakhir dengan menggunakan pemindaian cepat. Nantinya, monitoring tersebut mampu memberikan gambaran akurat mengenai kondisi real lapangan proyek dengan light detection and ranging,” kata Direktur Komersial PT SUCOFINDO Darwin Abas.
BACA JUGA: 6 UMKM Binaan Rumah BUMN SIG Rembang Hadir di Future SMEs Village KTT G20
Sedangkan untuk layanan audit, PT SUCOFINDO memiliki layanan berbasis ISO 17029, ISO 14065:2020 dan ISO 14064-Series.
“Layanan ini meliputi validasi dan/atau verifikasi informasi lingkungan hidup terkait perencanaan dan/atau kinerja keberhasilan kegiatan rehabilitasi dan/atau konservasi hutan dan mangrove,” kata Darwin.
BACA JUGA: Berkat Pak Jokowi, Maluku Banyak Mengalami Kemajuan di Segala Sektor
Darwin optimis melalui layanan monitoring dan audit PT SUCOFINDO mampu mendukung klaim keberhasilan investasi proyek karbon biru berbasis NBS yang dilakukan oleh perusahaan BUMN dan Swasta.
“Penerapan prinsip NBS dalam karbon biru mampu menjaga kelestarian lingkungan, keanekaragaman hayati, dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tutur Darwin.
Selain menginisiasi jasa monitoring dan audit untuk mendukung realisasi karbon biru, Darwin Abas memaparkan mengenai optimalisasi dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk program iklim dan lingkungan sebagai alternatif pembiayaan dan kemitraan.
PT SUCOFINDO menganalisis potensi dana TJSL pada 15 perusahaan BUMN dan swasta di sektor perbankan dan non-perbankan, selama tiga tahun terakhir (2019-2021) sebagaimana yang diungkap pada Laporan Keberlanjutan.
Total dana TJSL yang terhimpun rata-rata sekitar 159 Juta USD setiap tahun. Penggunaan dana TJSL untuk mendukung program lingkungan sekitar 17%.
Darwin menambahkan hal ini bisa ditingkatkan untuk program iklim dan lingkungan serta menjadikannya sebagai strategi Environmental, Social, and Government (ESG) perusahaan dalam mendukung Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia tahun 2030.
Selain itu, diperlukan perbaikan perencanaan program mangrove dengan prinsip NBS (Nature Base Solutions) untuk meningkatkan kemanfaatan aspek sosial dan ekologi seperti penyerapan karbon dan ketahanan masyarakat.
“Ke depannya, SUCOFINDO sebagai Lembaga Pengujian, Inspeksi dan Sertifikasi menyambut kolaborasi berbagai pihak baik di Indonesia maupun internasional dalam upaya mempromosikan projek NBS, serta mengembangkan ekosistem karbon biru di Indonesia,” kata Darwin.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Triwulan III 2022, Jasindo Kucurkan Rp 1,9 Triliun untuk Bayar Klaim
Redaktur & Reporter : Yessy Artada