jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengumpulkan semua pengelola laboratorium tes PCR di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Tujuannya untuk melakukan pengecekan sekaligus mendorong peningkatan kapasitas tes PCR di Jateng.
BACA JUGA: Ide Pak Ganjar yang Satu ini Bikin Warga Jateng Makin Bangga Padanya
Ini dilakukan Ganjar karena saat ini jumlah peningkatan kasus COVID-19 di Jawa Tengah cukup tinggi.
Tercatat sudah ada 799 pasien positif corona, 30.056 orang dalam pemantauan (ODP) dan 949 pasien dalam pengawasan (PDP).
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Panglima TNI Beber Kelemahan Indonesia, Klaster Baru Corona di Freeport
Tujuh pengelola laboratorium dikumpulkan Ganjar di ruang rapat Gedung A lantai 2 kompleks kantor gubernur Jateng pada Minggu (3/5).
Di antaranya BBTKL Jogjakarta, Laboratorium Litbang Vektor Salatiga, RSUP Kariadi, RSUD Moewardi, RSND Undip, RSUD Wongsonegoro dan RS UNS Solo.
BACA JUGA: Klaster Sampoerna Mulai Mengganas, Khofifah Sesalkan Kelambatan Dinkes Kota Surabaya
"Kami mencoba mengecek seluruh kekuatan laboratorium kita untuk melakukan tes PCR. Saya minta, dengan grafik peningkatan cukup tinggi di Jateng, maka kecepatan tes laboratorium ini sangat penting," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, dari laporan para pengurus laboratorium diketahui bahwa mereka membutuhkan peralatan otomatis.
Selain itu, di beberapa laboratorium juga membutuhkan penambahan sumber daya manusia.
"Makanya kami inventarisasi semuanya. Untuk modernisasi alat, segera kami belikan. Untuk penambahan SDM, itu hanya beberapa titik saja," terangnya.
Ganjar mengatakan, saat ini kapasitas tes PCR di Jateng hanya sekitar 600 spesimen per hari. Dia meminta agar jumlah itu ditingkatkan, minimal menjadi 1000 spesimen per hari.
"Intinya mereka semua siap untuk meningkatkan kapasitas, hanya memang harus dilakukan modernisasi alat dan beberapa tempat membutuhkan penambahan personil. Saya senang semua siap, karena memang dalam kondisi saat ini, semua harus siap bekerja semaksimal mungkin," tegasnya.
Dia menambahkan kecepatan tes PCR penting untuk meningkatkan manajemen penanganan COVID-19. Selama ini, banyak pasien yang dirawat di rumah sakit lama hanya karena menunggu hasil tes keluar.
"Padahal saat tes keluar, ternyata negatif. Atau ada pasien yang sampai meninggal hasil tesnya belum keluar. Kami tidak mau itu terjadi terus, makanya kecepatan tes PCR ini sangat menentukan pengelolaannya," ucapnya.
Dari para pengurus laboratorium itu, Ganjar juga mendapat banyak masukan, termasuk ketersediaan tenaga ahli, reagen atau primer serta masukan-masukan lainnya.
"Nanti akan kami penuhi satu per satu, termasuk soal adanya peralatan yang belum lengkap dan tidak bisa difungsikan. Nanti kami lengkapi secepatnya," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Balai Litbang Vektor Salatiga, Joko Waluyo mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan sebanyak 6000 sampel.
Dalam sehari, kapasitas di tempat itu juga sudah meningkat, dari 40 dampel menjadi 150 sampel per hari.
"Sebenarnya kami bisa meningkatkan dua kali lipat asalkan ada penambahan alat ekstraksi otomatis. Selama ini, proses ekstraksi kami lakukan manual dan itu memakan waktu cukup lama dan kapasitas mesinya juga sedikit," ucapnya.
Sementara mesin ekstraksi otomatis yang baru lanjut dia, pemeriksaannya sangat cepat. Dalam sekali ekstraksi, bisa digunakan untuk 200 sampel.
"Jadi kalau sehari bisa dua kali ekstraksi saja, sudah 400 sampel. Itu akan semakin cepat. Untuk itu kami berharap ada penambahan alat itu," ujarnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia