jpnn.com, PATTAYA - Virus corona (COVID-19) yang kini menjadi pandemi global telah memukul pariwisata Thailand. Para ladyboy atau transgender yang menjadi salah satu daya tarik Negeri Gajah Putih itu pun kena imbas virus corona.
Kawasan ‘lampu merah’ Pattaya yang terkenal pun kini ditutup. Lusinan ladyboy profesional yang biasa menjajakan diri di Walking Street, Pattaya terpaksa menyingkir setelah pemerintah Thailand menutup tempat hiburan malam dalam rangka mencegah penyebaran virus mematikan itu.
BACA JUGA: Berlibur dengan 20 Selir ke Jerman, Raja Thailand Dicibir Rakyatnya
“Tutup akibat virus corona. Tutup dua bulan, mungkin lebih," ujar salah satu polisi di Pattaya.
Jalanan dengan bar dan kelab malam di kanan kirinya yang biasanya semarak pun kini lengang. Bordil maupun tempat-tempat striptis juga tutup.
BACA JUGA: Sindikat Prostitusi Thailand Terbongkar, Ada Ladyboy
Pengumuman tampak terpasang di tempat-tempat hiburan yang tak beroperasi. “Kami tutup selama dua bulan karena wabah virus corona. Terima kasih atas pengertian Anda dan sampai jumpa lagi,” demikian tertulis di depan tempat hiburan malam bernama Infinity Ago-go.
Pattaya terkenal karena geliat dunia malamnya, terutama ping pong show dan prostitusi. Kota yang menghadap Teluk Thailand itu menjadi lokasi favorit para turis Barat pencari seks.
Namun, pantai di Pattaya yang biasanya dipenuhi pelancong dari Benua Eropa dan Amerika kini tampak sepi. Manajer kabaret di Pattaya, Pawin Phettrakul mengatakan bahwa tempatnya bekerja telah berhenti beroperasi.
"Pattaya adalah kota turis, kami mengandalkan mereka. Seantero kota terdampak virus,” ujar Pawin.
Roy Fu Wanlon, seorang manajer kelab striptis di Walking Street mengatakan bahwa virus corona menimbulkan krisis terburuk bagi Pattaya. “Selama dua hingga tiga pekan terakhir ini begitu banyak bisnis yang gulung tikar, tutup karena lockdown virus corona,” katanya.(star/ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni