Corona: Petani Jadi Garda Terdepan Memenuhi Kebutuhan Pangan

Senin, 01 Juni 2020 – 23:52 WIB
Herdinda Arum Pradipta. Foto: Dok Pri

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi virus corona (covid-19) tidak hanya menghadirkan ancaman terhadap kesehatan manusia, tetapi juga ancaman lain berupa krisis pangan.

Namun, di balik kondisi ini, pandemi menyadarkan masyarakat bahwa pangan tetaplah menjadi kebutuhan kunci bagi seluruh penduduk dunia. Petani menjadi kunci utama pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.

BACA JUGA: Petani Milenial Madura Ini Sukses Hasilkan Produk Bernilai Ekspor

"Kehadiran petani menjadi penanda kesehatan masyarakat akan terjaga. Hal ini mendorong petani-petani untuk hadir dan mengisi garda depan bersama tenaga medis dalam menghadapi covid–19," kata Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah dalam acara diskusi Obrolin Pangan #11 bertajuk Petani: Profesi yang (tak) Dirindukan Sarjana Pertanian, Jumat (29/5) malam.

Dalam acara yang diselenggarakan KRKP bersama Aliansi Organis Indonesia (AOI) itu, Ayip menyebut pertanian belum terlalu digandrungi oleh generasi muda, khususnya sarjana pertanian.

BACA JUGA: Ini Bukti Negara Peduli dan Perhatikan Nasib Para Petani

"Pemuda hanya 12,2 persen saja yang terjun di bidang pertanian," kata pria yang karib disapa Ayip itu.

Meskipun demikian, ada juga sarjana yang menggeluti pertanian. Salah satunya adalah Herdinda Arum Pradipta.

Sarjana dengan latar belakang pendidikan teknologi pangan dari Universitas Pelita Harapan (UPH) itu mengaku terjun ke usaha pertanian karena minat yang terbangun dari berinteraksi dengan usaha pertanian yang dilakukan orang tuanya.

"Kegiatan sekarang melanjutkan usaha yang telah dirintis orang tua. Saya di bagian pengolahan dan pemasaran produknya. Ibu adalah salah satu pelopor ketahanan pangan dan kami ingin meneruskan usaha ibu," kata perempuan yang menggerakkan usaha pertanian lewat Griya Pangan Arum Ayu itu.

Ada juga Goklas Manullang, petani organik asal Sumatera Utara, yang terjun ke pertanian, khususnya pertanian organik.

Sebelumnya dia bekerja sebagai fasilitator pendamping ibu rumah tangga untuk menanam tanaman pekarangan untuk pemenuhan gizi keluarga.

"Saya melakukan penanaman, pembibitan, sampai pascapanen. Ada juga pelatihan pembuatan pestisida nabati yang kami sama-sama belajar dari petani. Saya membagikan juga sedikit ilmu saya kepada petani, dan saya juga belajar banyak dari petani," ujar pemilik usaha pertanian Pamor Pemula Dairi ini.

Uswatun Hasana, seorang sarjana dengan latar pendidikan pertanian, menjalankan usaha sampingan di bidang pertanian yaitu dengan berkebun bersama komunitas Kreasi Sampah Ekonomi Kota (Kresek) di Kudus.

Uswatun sendiri mengaku sebenarnya menyimpan hasrat untuk terjun ke dunia pertanian.

"Keinginan saya, 100 persen terjun ke dunia pertanian. Namun, karena satu dan lain hal saya tidak bisa. Dengan bekerja di tempat sekarang, saya bisa belajar banyak hal," ujarnya. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Corona   petani  

Terpopuler