Covid-19 Melonjak, Bang Melki Menyarankan PPKM Mikro Tanpa Kompromi

Jumat, 18 Juni 2021 – 05:01 WIB
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Melki Laka Lena. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena alias Melki memberikan respons terkait lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini.

Politikus Partai Golkar dari Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memberikan sejumlah saran kepada pemerintah maupun stakholder terkait dalam upaya mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 Melonjak, Gus Yaqut Terbitkan SE Pembatasan Kegiatan di Rumah Ibadah

"Pelaksanaan protokol kesehatan ketat di semua daerah dan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) skala mikro level RT, RW, dusun, kampung, desa, kelurahan, kembali dilakukan secara lebih disiplin dan tanpa kompromi dalam beberapa waktu ke depan," jelasnya kepada JPNN.com, Kamis (17/6).

Melki mengatakan pemerintah perlu memperbanyak testing dan tracing, sehingga peta sebaran Covid-19 tergambar secara jelas.

BACA JUGA: Jumlah Pasien Melonjak Hingga Nakes Terpapar Covid-19, RSUD di Bangkalan Minta Lockdown

"Perkuat kapasitas RT, RW, dusun, kampung, desa, kelurahan, dalam melakukan testing, tracing, dan isolasi mandiri pasien positif kategori ringan atau OTG (orang tanpa gejala)," ujarnya.

Dia menyarankan memperkuat konsolidasi tenaga dan fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas dan klinik, serta rumah sakit rujukan Covid-19 maupun isolasi terpusat di level kecamatan atau kabupaten dalam berbagi tugas dan tanggung jawab menangani lonjakan kasus di masing-masing daerah.

BACA JUGA: Respons Melki Laka Lena Soal Kelanjutan Vaksin Nusantara

Selain itu, kata Melki, antardaerah atau antarrumah sakit bersama asosiasi kesehatan setempat, serta sekolah kesehatan perlu saling dukung untuk menyiapkan tenaga pendukung apabila ada daerah tertentu yang kategori merah atau bahkan hitam karena kasusnya melonjak tinggi.

Lebih lanjut Melki menyatakan fasilitas dan transportasi publik perlu dibatasi secara ketat dalam situasi kondisi saat ini demi mengurangi keramaian dan berkumpulnya banyak orang dalam waktu yang lama. "Pertemuan dan acara dalam bentuk daring diutamakan daripada tatap muka," kata Melki. (boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler