jpnn.com, SINGAPURA - Otoritas kesehatan Singapura mendeteksi klaster-klaster baru COVID-19 di asrama-asrama pekerja asing yang sebelumnya dinyatakan bersih dari infeksi.
Kebanyakan kasus-kasus di Singapura berasal dari asrama-asrama yang dihuni lebih dari 300.000 pekerja migran asal Asia Selatan dan negara tetangga.
BACA JUGA: Pandemi Covid-19 Buka Peluang Industri Indonesia Bersaing di Pasar Global
Otoritas mengumumkan bulan lalu bahwa semua pekerja yang tinggal di asrama telah pulih atau teruji bebas dari COVID-19. Namun, lebih dua pekan terakhir klaster-klaster baru muncul.
Pada Rabu (2/9), kementerian kesehatan mengatakan klaster-klaster terdeteksi di tiga lagi asrama setelah menemukan tautan di antara kasus-kasus.
BACA JUGA: Pertahanan Thailand Mulai Jebol setelah Sempat 100 Hari Bebas COVID-19
Di samping tes usap, Singapura juga melakukan tes serologis di asrama-asrama untuk menentukan apakah beberapa dari kasus ini merupakan infeksi saat ini atau sebelum-sebelumnya.
Di antara 43 kasus baru di asrama yang terjadi Rabu, tes serologis memperlihatkan hasil sedikitnya 23 positif, yang mungkin menunjukkan infeksi sebelumnya, kata kementerian kesehatan.
BACA JUGA: Update Covid-19 Hari Ini: Pertambahan Kasus Cetak Rekor Teringgi
Sementara pada awalnya mendapat pujian internasional dalam menahan persebaran virus, Singapura harus menjalankan karantina wilayah selama dua bulan setelah penularan massal di asrama-asrama. Singapura juga memulai karantina ketat dan menjalankan pengujian untuk asrama-asrama.
"Pemerintah akan bertindak lebih agresif dan lebih dini pada asrama-asrama pekerja migran andaikan tahu lebih awal mengenai kasus tanpa gejala dan betapa mudahnya infeksi dapat menyebar," kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam pidato pada Rabu. (ant/dil/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Adil