COVID-19 Menggila di Singapura, Lagi-Lagi Korbannya Pekerja Migran

Jumat, 04 September 2020 – 05:34 WIB
Para pekerja antre makan siang di asrama Westlite di Singapura, Jumat (10/4/2020). Foto: MINISTRY OF MANPOWER SINGAPORE/Handout/via REUTERS/hp/cfo

jpnn.com, SINGAPURA - Otoritas kesehatan Singapura mendeteksi klaster-klaster baru COVID-19 di asrama-asrama pekerja asing yang sebelumnya dinyatakan bersih dari infeksi.

Kebanyakan kasus-kasus di Singapura berasal dari asrama-asrama yang dihuni lebih dari 300.000 pekerja migran asal Asia Selatan dan negara tetangga. 

BACA JUGA: Pandemi Covid-19 Buka Peluang Industri Indonesia Bersaing di Pasar Global

Otoritas mengumumkan bulan lalu bahwa semua pekerja yang tinggal di asrama telah pulih atau teruji bebas dari COVID-19. Namun, lebih dua pekan terakhir klaster-klaster baru muncul.

Pada Rabu (2/9), kementerian kesehatan mengatakan klaster-klaster terdeteksi di tiga lagi asrama setelah menemukan tautan di antara kasus-kasus.

BACA JUGA: Pertahanan Thailand Mulai Jebol setelah Sempat 100 Hari Bebas COVID-19

Di samping tes usap, Singapura juga melakukan tes serologis di asrama-asrama untuk menentukan apakah beberapa dari kasus ini merupakan infeksi saat ini atau sebelum-sebelumnya.

Di antara 43 kasus baru di asrama yang terjadi Rabu, tes serologis memperlihatkan hasil sedikitnya 23 positif, yang mungkin menunjukkan infeksi sebelumnya, kata kementerian kesehatan.

BACA JUGA: Update Covid-19 Hari Ini: Pertambahan Kasus Cetak Rekor Teringgi

Sementara pada awalnya mendapat pujian internasional dalam menahan persebaran virus, Singapura harus menjalankan karantina wilayah selama dua bulan setelah penularan massal di asrama-asrama. Singapura juga memulai karantina ketat dan menjalankan pengujian untuk asrama-asrama.

"Pemerintah akan bertindak lebih agresif dan lebih dini pada asrama-asrama pekerja migran andaikan tahu lebih awal mengenai kasus tanpa gejala dan betapa mudahnya infeksi dapat menyebar," kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam pidato pada Rabu. (ant/dil/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler