jpnn.com, GROBOGAN - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah menjamin stok pangan beras dan jagung aman, walaupun seluruh masyarakat di dunia saat ini was-was dengan pandemi COVID-19 yang makin meluas. Terbukti, Kabupaten Grobogan, salah satu penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah pada bulan April ini melangsungkan panen padi dan jagung.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, luas panen padi Kabupaten Grobogan pada bulan April seluas 4.454 hektar dengan harga gabah kering panen Rp 4.000 sampai Rp 4.500 per kilogram. Sementara luas panen jagung di bulan Maret seluas 1.954 hektar dan April seluas 983 hektar.
BACA JUGA: Kementan Berikan Subsidi Distribusi Pangan dari Daerah Surplus ke Daerah Minus
"Harga padi dan jagung di daerah ini sangat menguntungkan petani. Harga jagung Rp 4.000 per kilogram untuk jagung pipilan kering. Kualitas jagung yang dihasilkan sangat bagus, sehingga harga jagung di tingkat petani membuat petani tersenyum. Padahal ditengah wabah Covid-19. Ini karena kinerja pemerintah saat ini, khususnya Kementerian Pertanian yang konsisten mendorong produksi dan menjamin harga," ujar Edhie.
Lebih lanjut Edhi menjelaskan stok beras dan jagung mencukupi kebutuhan 5 bulan ke depan. Beras aman sampai September 2020. Stok beras di gudang Bulog Purwodadi, Grobogan hingga saat ini sebanyak 4.726 ton. Harga beras medium rata-rata Rp 9.000 per kilogram.
BACA JUGA: Petani Sulteng Surplus Beras Meski Pandemi COVID-19
“Stok pangan khususnya beras di Kabupaten Grobogan hingga September 2020 aman. Jangan khawatir akan adanya Virus Corona. Produksi padi petani Grobogan mencukupi kebutuhan masyarakat," tutur Edhie.
Selain beras, kebutuhan pakan ternak pun tercukupi, bahkan jagung Grobogan menjadi salah satu penyangga Jawa Tengah. Edhie juga menambahkan produksi jagung di Kabupaten Grobogan sangat besar, dimana menyumbang 22,7 persen dari produksi jagung Jawa Tengah dan 2,8 persen dari produksi jagung nasional.
BACA JUGA: P4Smart Melancarkan Distribusi Pangan di Tengah Pandemi Covid-19
Hal ini sejalan dengan yang diserukan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menegaskan, masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.
"Meskipun saat ini negara kita diserang wabah COVID-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen. Ini membuktikan Pertanian tidak berhenti”, ujar Dedi. (ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi