jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menganggap pandemi Covid-19 sebagai momen untuk melakukan refleksi dan membuat gambaran ke depan.
Menurut Ketua Umum PII Heru Dewanto, masa depan Indonesia di bidang perekonomian ditentukan keberhasilan dalam melewati pandemi saat ini yang telah mengubah berbagai hal pada peradaban mausia.
BACA JUGA: Ketum Organisasi Insinyur Siap Bantu Jokowi Wujudkan Ibu Kota Baru RI
Heru menyampaikan itu dalam diskusi dan bedah buku Redesigning Indonesia: An Engineer's View secara daring, Rabu (9/9). Buku itu merupakan hasil focus group discussion (FGD) PII yang melibatkan 26 pakar dari berbagai institusi pemerintahan, perusahaan dan perguruan tinggi pada 6-7 Mei 2020.
“Bagi Persatuan Insinyur Indonesia, pandemi merupakan langkah awal untuk meredesain Indonesia. Kami, para insinyur memilih untuk melakukan refleksi dan reimagination, mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan selama dan setelah pandemi,” kata Heru.
BACA JUGA: Jokowi Senang Insinyur se-ASEAN Kini Punya Standar Kompetensi yang Sama
Diskusi dalam rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2020 itu juga menghadirkan pembicara lain. Di antaranya ialah Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro, Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Ilham Habibie.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Raden Pardede, serta Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie juga menjadi pembicara diskusi tersebut.
BACA JUGA: Sebaiknya PLN Tak Sendirian Urus Listrik
Heru menambahkan, pandemi Covid-19 juga berdampak besar pada bidang teknik di Indonesia. Menurutnya, imbas paling besar Covid-19 di kalangan insinyur ada pada sektor perumahan dan kemaritiman.
Sebaliknya, sektor teknologi informasi dan komunikasi justru mengalami kenaikan signifikan. Hal itu menjadi bukti bahwa teknologi informasi berperan penting pada kehidupan saat ini.
Heru mencontohkan peluang baru yang muncul di masa pandemi. Semisal industri perangkat lunak (software) seperti Zoom, broadband, e-commerce dan logistik, virtual reality dan telehealth.
“Betapa pentingnya teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung gaya baru hidup kita selama masa pandemi,” ujar Heru.
Chairman Federasi Organisasi Insinyur ASEAN (AFEO) itu lantas menyinggung tentang pentingnya memanfaatkan masa pandemi untuk membangun kemandirian di bidang teknologi informasi. Menurutnya, sudah saatnya Indonesia membangun jaringan intranet sendiri dalam rangka transformasi digital menuju kemandirian nasional.
Namun, alumnus University of Leeds, Inggris itu mengakui upaya untuk membangun jaringan intranet sendiri juga bukan hal mudah. “Membangun jaringan intranet mandiri biayanya memang tidak ringan,” tuturnya.
Selain itu, Heru juga mendorong pemerintah mewujudkan kemandirian pangan. Menurutnya, langkah yang bisa dilakukan adalah membangun food estate di kawasan yang mengintegrasikan pertanian dengan peternakan.
Tak kalah penting, Indonesia mesti meningkatkan kemampuan melakukan deteksi dini dan menangkal serangan biologis. Oleh karena itu sudah semestinya pemerintah memberdayakan jejaring rumah sakit militer untuk fokus mengembangkan kedua kemampuan tersebut.
Untuk mewujudkan pemikiran-pemikiran tersebut, para insinyur mesti berperan besar dalam mewujudkan perubahan besar di Tanah Air.
“Ketangguhan dan kemandirian bangsa di dalam menghadapi segala bentuk tantangan zaman, ternyata harus banyak dikerjakan oleh manusia-manusia Indonesia yang berprofesi sebagai insinyur,” ucapnya.(antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Antoni