CPNS 2018: Kesempatan Diaspora Ilmuwan Pulang Kampung

Sabtu, 06 Oktober 2018 – 05:42 WIB
Tes CPNS sistem CAT. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Seleksi CPNS 2018 menyediakan formasi khusus untuk diaspora ilmuan. Mereka adalah ilmuan yang selama ini menetap dan bekerja di luar negeri. Instansi paling banyak mendapatkan kuota diaspora adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Lembaga penelitian yang berdiri sejak 1956 itu mendapatkan alokasi atau kuota CPNS untuk kategori diaspora sebanyak 31 kursi. Lembaga lain yang mendapatkan kuota CPNS baru untuk kateori diaspora adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebanyak lima kursi dan Kemenristekdikti hanya tiga kursi.

BACA JUGA: Pelamar CPNS 2018 Terbanyak Daftar Guru dan Perawat

Sebagian formasi CPNS diaspora di LIPI dibuka untuk pelamar lulusan S3. Diantaranya ada di Pusat Penelitian Biologi, Pusat Penelitian Bioteknologi, dan Pusat Penelitian Fisika. Selain itu juga ada beberapa formasi CPNS LIPI untuk diaspora yang tersedia untuk lulusan S2.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menuturkan sejak tiga tahun terakhir LIPI selalu berupaya untuk menarik diaspora pulang kampung. Hanya saja pada tahun-tahun sebelumnya, kategori pelamar diaspora tidak tercantum secara definitif.

BACA JUGA: Masih Ada Kesempatan Daftar CPNS hingga 15 Oktober

’’Meskipun begitu jika ada diaspora yang masuk (melamar, Red) kita prioritaskan,’’ katanya seperti diberitakan Jawa Pos.

Sampai Kamis Handoko tidak mengetahui seberapa besar animo diaspora ilmuan untuk mendaftar CPNS di LIPI maupun lembaga lainnya. Namun dia berharap peluang untuk bisa menjadi CPNS di lembaga penelitian di Indonesia dimanfaatkan sebaik mungkin.

BACA JUGA: Kemenag Siapkan Formasi CPNS 1.480 untuk Guru Honorer K2

’’Kalau saya pesannya (kepada para diaspora, Red) tidak menanyakan urusan nasionalisme. Karena ini masalah personal,’’ tuturnya. Handoko hanya menyampaikan bahwa instansi dalam negeri tetap memberikan prospek kepada para diaspora untuk berkarir sebagai ilmuan di tanah air.

’’Bahwa di sini pun (di Indonesia, Red) anda sudah bisa melakukan apa-apa yang istilahnya riset tinggi,’’ tuturnya. Handoko mengakui bahwa belum semua fasilitas laboratorium di LIPI mungkin belum secanggih atau setinggi di luar negeri.

Namun Handoko menjamin bahwa meskipun pulang kampung menjadi PNS di dalam mengeri, tetap diberi kesempatan untuk melanjutkan kolaborasi riset dengan negara yang selama ini ditempati. Dia menegaskan bahwa LIPI mengizinkan kepada para diaspora untuk tetap menjalin jaringan dengan mitra di luar negeri, meskipun sudah berstatus sebagai pegawai LIPI.

Dengan demikian ketika lolos menjadi pegawai LIPI, bukan berarti riset di luar negeri yang sudah dibangun selama ini akan terputus atau terbengkalai begitu saja. Tetapi tetap bisa dijalankan seperti biasanya.

Sebelumnya Menritekdikti Mohamad Nasir mengapresiasi usulan adanya akses CPNS untuk diaspora ilmuan diterima oleh Kementerian PAN-RB. Dia mengatakan tahun ini baru pertama kali ada kuota CPNS khusus untuk diaspora.

Jika berjalan lancar dan bisa menjaring diaspora ilmuan dengan kualitas tinggi, Nasir mengatakan tahun depan akan mengusulkan 150 kursi CPNS untuk diaspora ilmuan.

Nasir juga menjelaskan Kemenristekdikti akan membuat regulasi penyetaraan para diaspora tersebut. Sehingga masa kerja selama ini di luar negeri, bakal mendapatkan pengakuan untuk urusan kepegawaian di dalam negeri. Umumnya para diaspora ilmuan bekerja di lembaga riset universitas papan atas dunia. (wan)

Diantara Ketentuan Formasi Khusus Dispora Ilmuan

WNI menetap bekerja sebagai tenaga professional di bidangnya di luar negeri minimal dua tahun dan berpaspor Indonesia

Diperuntukkan formasi dosen, peneliti, dan perekayasa dengan pendidikan minimal S2 dan khusus untuk perekayasa dapat dilamar S1

Usia maksimal 35 tahun dan 40 tahun bagi pelamar dengan ijazah S3

Pelamar tidak sedang menempuh program post doctoral yang dibiayai pemerintah

Sumber : Kementerian PAN-RB

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Formasi 358, Baru Ada 574 Pelamar CPNS 2018


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler