CPO Juga Terimbas Krisis Global

Rabu, 15 Oktober 2008 – 15:56 WIB
JAKARTA – Terjadinya krisis global ternyata juga dirasakan dampaknya oleh para petani sawit di IndonesiaTerlebih, pemerintah memberlakukan Pungutan Ekspor (PE) Crude Palm Oil (CPO) secara progresif dalam pelaksanaan ekspor CPO

BACA JUGA: Telkom Siaga Dongkrak Pelanggan Baru

Akibatnya, nasib para petani sawit pun semakin terpuruk.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mengungkapkan hal itu saat beraudiensi dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (15/10)
“PE CPO yang berlaku saat ini sebesar 7,5 persen dari harga rata-rata CPO Rotterdam USD 610/MT (Matriks Ton) sehingga menyebabkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani sebesar pukul rata Rp600/kg, sementara harga pokok petani Rp800/kg TBS

BACA JUGA: Pasar Saham Dunia Mulai Pulih

Artinya, petani mengalami kerugian sebesar Rp200/kg
Kondisi ini tidak bisa dipertahankan dengan dalih apapun, “ tegas Sekjen DPP APKASINDO Asmar Arsjad.

Menurut Asmar yang didampingi para pengurus GAPKASINDO Sumut, petani sawit Riau dan Jambi, sebenarnya pihaknya telah berulang kali mengimbau pemerintah agar PE CPO tidak diberlakukan secara progresif

BACA JUGA: Ekspor LNG Tangguh Tak Terimbas Krisis

Pemerintah seyogyanya maksimal hanya memberlakukan PE CPO sebesar 5 persenDisamping itu, dana PE yang sekarang ditengarai terkumpul Rp25 triliun, hendaknya dikembalikan kepada petani dan stakeholder lainnya secara proporsional.

Sementara anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) Azwar Chesputra berpendapat bahwa anjloknya harga sawit saat ini karena dampak krisis keuangan dunia, ditambah lagi dengan kebijaksanaan pemerintah menaikkan pajak ekspor progresifAkibatnya, banyak produksi sawit di tingkat petani tidak bisa terjual dan ditumpuk begitu saja“Selain itu juga diakibatkan panen raya berbagai tanaman kompetitor sawit di dunia, diperparah lagi dengan ketidakmampuan pabrik kelapa sawit menampung hasil sawit petani,” ulas Azwar.

Hingga saat ini, pemerintah belum bisa menanggulangi anjloknya harga sawitPadahal pemerintah harus mempertimbangkan untuk mencabut pajak ekspor progresif atau dengan menurunkannya hingga 0 persen“Hendaknya dengan kondisi tersebut pemerintah segera bergerak cepat mengambil langkah-langkah penyelamatan baik jangka pendek maupun menengah akibat gejolak harga tersebut, “ ujar Azwar lagi.

Dampak merosotnya harga sawit secara drastis juga menyebabkan para petani sawit di Riau sangat terpukulPasalnya, mereka yang sebelumnya menikmati harga sawit hingga Rp2000/kg, kini harus gigit jari karena harga sawit anjlok hingga Rp 680/kgPara petani sawit kini mengeluh atas harga TBS yang anjlok itu, sementara harga pupuk dan keperluan lainnya terus meningkat“Para petani kepala sawit kini menunda panen TBS karena hanya memperoleh untung tipisBahkan para petani kelapa sawit tidak memupuk sawitnya karena mahalnya harga pupuk, “ sebutnya.

Ditambahkan Azwar, saat ini jumlah kebun kelapa sawit di Riau telah hampir 50 persen yang dimiliki dan dikelola oleh para petani kecil yang hanya memiliki satu atau dua hektar kebun sawitBerbeda dengan petani sawit, pengusaha transportasi justru memanfaatkan kenaikan harga BBM dengan menaikkan tarif hingga 15 persen“Makanya pemerintah harus segera menanggulangi anjloknya harga sawit iniJika dibiarkan, dua hingga tiga bulan ke depan petani sawit di berbagai daerah, termasuk yang terbesar di Riau benarp-benar akan gulung tikar, “ tegasnya.

Selanjutnya, kata Azwar, perlu juga dipikirkan langkah jangka panjang dengan menyiapkan kawasan industri hilir dan turunan dari CPODi samping itu, perlu diupayakan bagaimana agar penerimaan dari pajak ekspor CPO bisa dikembalikan ke daerah penghasilSebab, bila harga kelapa swait stabil di pasaran, maka pemerintah akan mendapatkan pemasukan dari nilai pajakSementara ketika harga anjlok di pasaran, pemerintah seperti lepas tangan“Padahal dari 6,3 juta hektar total lahan di Indonesia, 2,6 juta hektarnya dimiliki oleh petani atau rakyat kecilOleh karena itu, pemerintah tidak boleh lepas tangan,” pungkasnya.(eyd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jepang Sosialiasi EPA ke Jatim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler