jpnn.com - JAKARTA - Program desa bebas api (Fire Free Village Program/FFVP) dinilai ampuh sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Selain itu, program ini bisa menjadi unggulan dalam membangun kelembagaan crisis centre di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas untuk mendukung upaya pemerintah membangun crisis centre penanganan karhutla.
BACA JUGA: Ini Alasan Irjen Ari Dono Dipilih Jadi Kabareskrim
Di mana kegiatan yang dimotori Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu menunjuk beberapa perusahaan sepertin PT RAPP, PT Asian Agri dan PT Triputra sebagai pilot project.
BACA JUGA: Ketua DPR Minta Wartawan Awasi Pembahasan APBN
Tony mengatakan, FFVP telah teruji dan mampu mengurangi luasan areal kebakaran secara signifikan di sekitar kawasan konsesi RAPP.
"Program ini terus kami kembangkan dan kini telah memasuki tahun ketiga dengan mengusung 20 desa peserta. Kami juga bangga karena secara tidak langsung program FFVP yang kami gagas mendapat pengakuan pemerintah,” kata Tony di Jakarta, Jumat (27/5).
BACA JUGA: Sah, Ini Pengganti Komjen Anang Iskandar
Tony menjelaskan, FFVP mempunyai beberapa keunggulan seperti perencanaan partisipatif yang melibatkan masyarakat, membangun budaya sadar bencana serta mampu membangun perekonomian desa-desa yang mempunyai komitmen tinggi menjaga wilayahnya dari kebakaran.
Sementara, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengharapkan, pembentukan crisis center bisa selesai dalam waktu dekat. Targetnya, kelembagaan harus mampu menyentuh akar persoalan, yakni masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
"Karena itu, crisis center itu harus fokus di 731 desa yang berada di tujuh provinsi rawan kebakaran yang desanya berdekatan dengan konsesi perusahaan," tandas Darmin. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akom Protes, DPR Kok Terus Digebukin Orang Dalam
Redaktur : Tim Redaksi