jpnn.com, BOGOR - 30 Agustus nanti, striker Arema FC Cristian Gonzales genap berusian 41 tahun.
Meski begitu, performa pemain berdarah Uruguay itu tidak juga menunjukan tanda-tanda meredup.
BACA JUGA: Wujudkan Nazar, Gonzales Bakal Boyong Keluarga Umrah
Padahal, sebagaian besar pemain yang seangkatan dengan dia sudah gantung sepatu atau beralih profesi jadi pelatih.
Lantas, rahasia apa membuat pemain yang pertama kali mengawali karir sepak bolanya di Indonesia bersama PSM Makassar ini bisa se-awet itu di lapangan sepak bola?
BACA JUGA: Eva Gonzales: Suami Saya Lebih Layak Pemain Terbaik
Eva Nurida Siregar, istri dari Gonzales adalah sosok central yang bisa menceritakan itu semua.
Eva menuturkan, performa suaminya bisa sestabil itu karena pola hidupnya yang benar-benar profesional.
BACA JUGA: Yamashita Keluar, Lini Pertahanan Pusamania Bubar
"Suami saya tidak hanya profesional di dalam lapangan. Tapi, juga di luar lapangan. Dan, dia bisa seperti sekarang bukan hal yang instan, melainkan harus melalui proses lama dan sangat mahal," ujar Eva kepada Jawa Pos tadi malam.
"Jadi, saya tidak pernah kaget kalau Gonzales masih bisa bersaing dengan pemain pemain muda saat ini," ucapnya.
Menurut Eva, harga yang sangat mahal tersebut, adalah menjaga pola makan dari sang suaminya itu.
Maklum, meski sudah 14 tahun berada di Indonesia, Gonzales belum begitu setel dengan makan tanah air.
Sebagai gantinya, Eva dan keluarga harus lebih banyak mengkonsumsi bahan makanan impor dari luar negeri.
Dan, salah satu bahan pokok yang tidak pernah luput dari daftar belanja Eva, adalah daging sapi impor dari Australia.
Menurut Eva, Gonzales memang maniak daging impor karena dia harus mengkonsumsinya dalam jumlah besar sebanyak tiga kali dalam seminggu.
"Perutnya tidak cocok dengan daging lokal," jelasnya. "Apalagi makan sambal, Gonzales paling anti makan pedas."
Jenis daging sapi yang diimpor dari Australia itu adalah tenderloin wagyu.
Eva sangat tahu tentang itu, karena dia sendiri yang menjadi chef untuk setiap menu makan mantan pemain Persik Kediri itu.
"Karena jenis daging itu nggak berlemak," ucapnya. Agar Gonzales tak jenuh, ibu dari tiga anak itu selalu menggantikan bentuk masakannya. Mulai dari di steak, atau mas potato.
Selain makanan berbahan daging, Eva juga menghidangkan roti gandum asli yang juga didatangkan dari negara-negara Amerika Latin, plus susu rendah lemak yang wajib ada di dalam lemari pendingin.
Menurut Eva, untuk konsumsi Gonzales saja, mereka bisa menghabiskan Rp 2 juta hanya dalam waktu tiga hari.
"Jadi, untuk merawat Gonzales biar seperti itu, juga butuh dana besar," kata Eva sambil tersenyum.
"Pernah saat kami nggak ada uang, saya sengaja bikin steak dengan daging sapi lokal untuk dia. Keesokan harinya, Gonzales langsung diare selama dua hari. Setelah itu, saya tidak mau lagi memasak daging lokal untuk dia," papar Eva.
Gonzales sendiri mengaku sangat beruntung mendapat istri asli Indonesia yang sangat mengerti gaya hidupnya tersebut.
"Dia bukan hanya bisa menjadi ibu dari anak-anak saya. Tapi, lebih dari itu, dia juga seorang manajer dan teman hidup yang baik," ujar Gonzales.
"Dan satu lagi yang perlu kalian tahu, dia seorang wanita yang jago masak," tandasnya. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daftar Terbaik di Piala Presiden 2107
Redaktur : Tim Redaksi