CropLife Edukasi Petani Tentang Penanganan Pestisida

Rabu, 21 Februari 2018 – 20:39 WIB
Suasana Kelas Pestisida di EV-Hive, The Maja, Jakarta, Rabu (21/2) siang. Foto: istimewa for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - CropLife Indonesia bersama aplikasi Karsa terus bergerak untuk memantapkan perkembangan pertanian di Indonesia menjadi lebih baik.

Salah satu yang menjadi konsentrasi adalah melakukan pengamanan makanan dan juga keamanan petani.

BACA JUGA: CropLife, Pemerintah, dan Kepolisian Perangi Pestisida Palsu

Selain itu, ada gerakan lain yang dijalankan CropLife untuk bisa terus mengembangkan dunia tani tanah air. Salah satu langkah untuk mencapai misi tersebut, adalah dengan menggelar sesi khusus dengan kelas yang membahas materi terfokus.

Sesi pertama yang dilakukan organisasi ini adalah membahas tentang Pestisida sehingga tajuk kelas dinamakan "Kelas Pestisida" yang digelar di EV-Hive, The Maja, Jakarta, Rabu (21/2) siang.

Dalam kegiatan ini, ada dua materi yang dibahas yakni terkait Stewardship dan Resistensi. Program Stewardship inilah yang dijalankan untuk memastikan adanya jaminan pengamanan, bukan hanya di produk pertaniannya, tapi juga terhadap petaninya.

"Kami beri tajuk kegiatan kami di sesi I ini dengan Kelas Pestisida: Tata Kelola Penggunaan Produk dan Perlindungan Tanaman," kata Agung Kurniawan, Executive Director CropLife Indonesia mengawali materi dalam kelas.

Dalam kelas ini, CropLife yang menunjukkan data-data bahwa pihaknya tak pernah berhenti melakukan edukasi terhadap petani. Bahkan, setiap tahunnya apa yang mereka lakukan cakupannya terus meningkat.

Misalnya pada 2013 hanya ada 223.718 petani yang tersentuh program mereka, maka pada 2014 langsung naik drastis, menjadi 491.173 petani di seluruh Indonesia

Namun demikian, perwakilan dari Kementerian pertanian yang hadir meminta agar CropLife juga turut membantu melakukan edukasi yang simultan, terkait Keselamatan kerja petani.

Sehingga tidak asal pestisida dipakai, tapi tidak paham kegunaanya agar maksimal untuk apa dan cara memakai yang aman seperti apa.

Selain Agung, Rizky yang menjadi Stewardship dari perusahaan Sygenta juga menjelaskan, bahwa saat ini petani mulai sedikit dmei sedikit memahampi tentang butuhnya keamanan diri, bukan hanya keamanan pangan.

"APD atau alat pelindung diri sifatnya wajib, Karena itu petani harus memperhatikan keamanan dirinya. Ada alat standar, yang kami siapkan, perusahaan pestisida juga harus peka, misalnya memberikan bonus kalau membeli produk mereka, sehingga keamanan petani juga terjaga," ungkap dia.

Tugasnya sebagai steward, lanjut Rizky, adalah untuk mengurangi risiko dari pengguna, penjual, dan juga konsumen pangan. Dia mencontohkan, dengan ditempatkannya Pestisida satu ruangan dengan hasil pangan.

"Ini perlu diingatkan terus, diedukasi," paparnya.

Untuk mempermudah geraknya, dia pun memberikan lima aturan emas yang tujuannya untuk penanganan pestisida yang aman. Mulai dari pertama memahami label yang ada di kemasan, kedua adalah dengan penganan secara hati-hati baik saat mencampur ataupun menyemprotkan.

Kemudian yang ketiga merawat sprayer dengan baik, sehingga penyemprotan bisa maksimal dan tepat guna. Setelah itu, yang keempat adalah petani harus terus membersihkan diri setelah menggunakan pestisida.

Dan yang kelima, alat pelindung diri harus dipakai, sehingga risiko terpapar pestisida mengecil. (dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler