jpnn.com - JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai kurang maksimal menggerakkan mesin politik. Akibatnya, pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDIP tidak berpengaruh terhadap perolehan suara partai berlambang banteng moncong putih ini.
Menurut pengamat politik CSIS J Kristiadi, masih ada resistensi di internal PDIP terhadap pencapresan Jokowi. "Hal ini menyebabkan PDIP dengan pencapresan Jokowi belum mampu meyakinkan masyarakat," kata Kristiadi saat dihubungi, Kamis (10/4).
BACA JUGA: Pesawat Kepresidenan Pertama Selama 69 Tahun
Ia menilai deklarasi pencapresan Jokowi jangan dijadikan mantra penyihir simpati masyarakat. Sebab, lanjut dia, pencapresan Jokowi tidak memberikan efek perolehan suara PDIP.
"Jadi Jokowi adalah PDIP atau sebaliknya, itu belum maksimal," kata Kristiadi lagi.
BACA JUGA: Inilah Fasilitas Pesawat Kepresidenan
Praktisi pemenangan pemilu lembaga survei Konsep Indonesia (Konsepindo) Budiman menambahkan, dari sudut pandang komunikasi politik, perolehan suara PDIP adalah akibat tidak koherennya pesan kampanye yang dilakukan partai ini.
Setelah pencapresan Jokowi, figur Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani masih mendominasi ruang publik dan media massa. "Termasuk dalam iklan-iklan politik partai ini," kata Budiman.
BACA JUGA: Bupati Tapanuli Tengah Bersaksi di Sidang Akil Mochtar
Hasil survei yang melambungkan suara partai ini direspon dengan bahasa verbal dan non-verbal petinggi partai dan para kadernya. Hal ini mengingatkan orang pada era kemenangan PDIP di 1999 dan ketika Megawati menjadi presiden.
Gelagat koalisi dengan PAN dan juga PKB membuat pemilih menjadi ragu-ragu. Malah, gara-gara manuver itu PAN dan PKB yang mendapat berkah. "Pemilih partai ini malah menjadi solid kembali," ujarnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Periksa Manajer Hotel Terkait Bansos Bandung
Redaktur : Tim Redaksi