jpnn.com, JAKARTA - Jakarta membutuhkan pemimpin yang teknokratik seperti Ridwan Kamil atau Erick Thohir.
Demikian pandangan sebagian besar ahli yang menjadi responden survei terbaru Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
BACA JUGA: Energy Watch Dukung Erick Thohir Melarang Ekspor EBT, Nih Alasannya
Peneliti CSIS Arya Fernandes mengatakan bahwa tantangan dan kompleksitas Jakarta menjadikan kepemimpinan teknokratis sebuah kebutuhan.
"Teknokratis dan memiliki kemampuan perencanaan dan eksekusi kebijakan ke depan. Apalagi, Jakarta memiliki tingkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih besar dibandingkan daerah
lainnya serta kontribusi Jakarta terhadap PDB Nasional," beber Arya dalam keterangan tertulis yang diterima JPNN, Selasa (7/6).
BACA JUGA: Musa, Anak Yatim Bacakan Surat Cinta Buat Erick Thohir
CSIS menyurvei pandangan 170 ahli dari beragam profesi pada rentang waktu 28 Maret-12 April lalu. Salah satu hasil survei tersebut adalah 62% ahli berpendapat bahwa Jakarta membutuhkan pemimpin dengan kemampuan perencanaan dan eksekusi kebijakan.
Dalam survei ini, CSIS juga menguji sejumlah nama yang dipandang strategis dalam kepemimpinan Jakarta ke depan.
BACA JUGA: Puan Nikmati CFD Bersama Erick Thohir dan Retno Marsudi
Survei ini menggunakan tiga kriteria dalam menentukan tokoh-tokoh yang diuji. Indikator yang digunakan adalah: (1) pengalaman birokrasi dan kepemimpinan; (2) popularitas tokoh; dan (3) dukungan partai politik yang berpeluang mengusung atau membentuk koalisi pencalonan.
"Dalam proses survei ini, kami meminta persetujuan dan umpan balik dari ahli FGD. Sepuluh nama yang diuji dalam survei adalah nama-nama yang dipandang telah memenuhi tiga kriteria/indikator di atas berdasarkan persetujuan/rekomendasi ahli," terang Arya.
Dia mengungkapkan ada 11 variabel kompetensi kepemimpinan, dari skala 1 sampai 10. Makin mendekati angka 10, penilaiannya makin baik.
"Hasilnya, Ridwan Kamil mendapat skor 7,11, Erick Thohir skor 6,99, Tri Rismaharini skor 6,78, Sandiaga Uno skor 6,76, Emil Dardak skor 6,20," beber Arya.
Di bawah nama-nama itu ada sosok Ahmad Riza Patria (skor 5,57), Nusron Wahid (skor 5,45), dan Ahmad Sahroni (skor 5,06).
Responden survei ini terdiri dari peneliti/NGO, dosen/akademisi, profesional, wartawan, pengusaha, anggota DPR/DPRD, anggota partai politik, birokrat, dan mahasiswa.
Pemilihan ahli dilakukan secara purposif kepada ahli yang dipandang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menganalisis isu-isu sosial, politik, dan ekonomi.
Dari 170 responden ahli yang berhasil diwawancarai, 110 sampel diwawancarai secara tatap muka dan 60 sampel dilakukan secara virtual. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif