Berdasar informasi yang dihimpun, sejumlah sub distributor semen di Nunukan, sudah tidak melayani penjualan semen sejak dua bulan terakhir. “Sudah dua bulan ini kosong. Sebenarnya kami sudah beberapa kali pesan ke Makassar. Tapi sampai sekarang belum datang-datang juga,” terang Naldi, pemilik Toko Cahaya Jaya.
Pria keturunan Tionghoa ini menjelaskan, kelangkaan semen ini lebih disebabkan faktor transportasi angkut. Selain itu, faktor cuaca buruk yang menimpa sebagian besar daerah di tanah air, turut menjadi penyebab mancetnya angkutan semen dari Makassar ke Nunukan.
“Disini kami lebih banyak menjual semen Tonasa. Terakhir kami datangkan bulan sepuluh (Oktober, Red) lalu. Kalau dihitung-hitung, awal Desember lalu semen-semen kami sudah kosong sampai sekarang,” jelasnya.
Soal harga jual, semen di Nunukan tidak terlalu tinggi. Perbedaan harga antara satu merek dengan merek lainnya tidak begitu mencolok. Ketika masih tersedia, semen merek Tonasa dijual paling tinggi Rp 60 ribu per sak.
Semen merek Gresik Rp 65 ribu per sak, Tiga Roda Rp 62 ribu per sak dan mereka Bosowa Rp 64 ribu per sak. Satu-satunya sub distributor yang masih menyediakan semen saat ini adalah Toko Karya Mandiri. Namun dalam kondisi seperti ini, toko yang hanya melayani penjualan semen merek Bosowa ini mendapat porsi kiriman semen dalam jumlah terbatas.
“Dulu waktu belum langka, harga Bosowa ini hanya Rp 57 ribu per sak. Kalau sekarang sudah naik Rp 64 ribu per sak. Itupun langsung habis. Karena satu kali datang, tidak terlalu banyak dan rata-rata sudah di pesan orang,” terang salah seorang pekerja di Toko Karya Mandiri.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindagkop dan UMKM Nunukan, Hj. Marnyala, membenarkan kelangkaan semen ini. Namun menurutnya, kelangkaan ini murni dikarenakan pasokan semen sedang sulit. Bukan dikarenakan ulah oknum-oknum tertentu melakukan penimbunan semen.
“Penyebab utamanya adalah transportasi angkut. Semua distributor mengeluhkan hal yang sama. Mereka sudah pesan, tapi kapal yang mengangkut tidak ada. Karena informasinya, kapal pengangkut semen ini, lebih banyak melayani daerah-daerah di luar pulau kalimantan,” ujarnya memastikan.
Lanjutnya, guna memastikan penyebab kelangkaan, jajaran bidang perdagangan sudah terjun langsung melakukan kroscek di gudang-gudang penampungan semen milik distributor.
Hasilnya, kata Marnyala, persediaan semen memang kosong total, terkecuali Toko Karya Mandiri. Dikatakan Marnyala, distributor Bosowa ini masih terbilang rutin mendapat kiriman semen. “Tapi jumlahnya sangat terbatas. Apalagi semen-semen itu sudah dipesan oleh konsumen sejak jauh-jauh hari,” terangnya.
Tupoksi Disperindagkop sendiri dijelaskan Marnyala, hanya sebatas memastikan jumlah stok dan pengawasan harga semen. “Kalau soal harga saya kira masih diambang kewajaran. Sekarang ini yang penting adalah bagaimana semen ini tersedia,” imbuhnya.
“Kami juga tidak bisa mengintervensi soal stok distributor. Mau dipaksakan bagaimana pun sepertinya sulit, karena suplai semen dari Surabaya maupun Makassar memang tidak ada,” terangnya. (dra/ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilarang Mentan, Batam Tetap Impor Buah dan Sayuran
Redaktur : Tim Redaksi