"Beberapa hari terakhir ini, intensitas hujan yang mengguyur Kendari cukup tinggi dan ekstrem. Bahkan, volume air mencapai 35 milimeter disertai kecepatan angin mencapai 13 Km/Jam atau 7 Knot,"terang Kepala Stasiun Badan Metereologi Maritim Kendari Natsir seperti yang dilansir KENDARI POS (JPNN Group), Rabu (26/12).
Tingginya curah hujan kata dia, dapat dilihat dari pembentukan awan konvektif atau pembawa hujan yang semakin banyak sehingga peluang curah hujan semakin meningkat.
Selain itu, intensitas hujan juga disertai angin puting beliung dan petir. Munculnya petir diakibatkan oleh pergesekan suhu udara panas dan dingin pada siang hari dikarenakan tiupan angin kencang, kemudian terbentuknya secara cepat awan Colomonimbus (Cb) yang dapat mengandung dan menghantarkan muatan listrik. Untuk itulah maayarakat harus mewaspadai terutama disejumlah daerah ketinggian dan lapang seperti dibandara, pinggir pantai, perairan laut maupun pegunungan.
"Masyarakat dapat melihat secara kasat mata tanda-tanda akan adanya petir dalam suasana guyuran hujan seperti cuaca begitu terik pada siang hari kemudian perubahan awan putih begitu cepat menjadi kehitaman. Begitupun dengan angin kencang, usahakan jangan meneduh di bawah pohon-pohon besar karena rawan akan potensi petir. Jika warga memiliki pohon yang besar, lebih baik dipangkas dahan dan rantingnya,”himbau Natsir.
Meskipun intensitas hujan tinggi dan merata, namun keadaan suhu terasa panas. Hal ini disebabkan hujan intensitas hujan tidak melanda seharian penuh. Biasanya, bila pada pagi hari kondisi cuaca cerah nanti pada siang hingga sore hari baru hujan begitupun sebaliknya.
"Secara umum keadaan suhu di Kendari rata-rata 29,5 derajat Celsius dengan suhu Maksimum 35 derajat selsius dan suhu minimum 24 derajat Celsius. Sementara kelembaban udara maksimum 95 persen minimum 66 persen dan kelembaban udara rata-rata 81 persen,"jelasnya.
Untuk kawasan perairan laut Sultra kata Natsir, pihaknya telah mengeluarkan peringatan cuaca buruk hingga dua hari kedepan, terutama bagi sejumlah perlintasan armada pelayaran dan aktivitas nelayan. Bagi perusahaan pelayaran harus lebih waspada sebab kecepatan angin yang bertiup dari timur Laut ke tenggara dengan kecepatan antara dua hingga tujuh Knots mengakibatkan gelombang tinggi yakni hingga mencapai 2,5 Meter.
"Gelombang tinggi terjadi hampir disebagian besar perairan Sultra diantaranya, perairan Wakatobi, Bau-bau, Banggai, Tolo dan Butur yang mengalami efek dari laut Banda. Kondisi cuaca diperairan laut Sultra umum berawan hingga berpeluang hujan dengan intensitas yang cukup tinggi," pungkasnya.(fya/p1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemberian Konsesi PBS Abaikan Hak Warga
Redaktur : Tim Redaksi