Hal itu diungkapkan Kepala BPBD Kota Mataram Muharrar. Dikatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) serta para nelayan agar mengantisipasi cuaca buruk.
‘’Tim tetap turun. Jika ada masalah di lapangan, anggota langsung melapor,’’ imbuhnya.
Wilayah-wilayah seperti pantai Penghulu Agung dan Pantai Mapak, adalah wilayah yang rawan abrasi. Terkait wilayah yang termasuk rawan bencana, pihaknya selalu siap memberi bantuan. Bantuan yang diberikan tergantung kategori bencana yang dialami. ‘’Kategori parah itu kalau ada masyarakat yang terkena ombak setinggi lima meter dan rumahnya terendam. Baru kami beri bantuan,’’ lanjutnya.
Tidak hanya menyiapkan anggota, BPBD Kota Mataram juga menyiapkan peralatan untuk menunjang kegiatan antisipasi bencana. ‘’Peralatan seperti perahu karet dan speedboat sudah siap pakai,’’ katanya.
Sayangnya, niat BPBD Kota Mataram untuk mengantisipasi bencana tidak didukung jumlah anggota. Untuk mencover wilayah Kota Mataram yang luas, BPBD Kota Mataram hanya memiliki 50 orang anggota. Jumlah tersebut karena menyesuaikan pemekaran kelurahan di Kota Mataram. ‘’Ke 50 orang anggota itu disebar ke seluruh kelurahan. Jadi satu orang untuk satu kelurahan. Satu orang anggota itu yang kemudian memberi informasi ke posko,’’ jelasnya.
Selain menyiagakan anggota di setiap kelurahan, lanjutnya, stakeholders terkait juga terlibat dan standby di posko. Muharrar menjelaskan, kurangnya anggota BPBD Kota Mataram itu karena menyangkut pendanaan. Kendati demikian, pihaknya tetap mengusulkan penambahan anggota ke pemerintah daerah (Pemda). (cr-tnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 60 Pasangan Nikah Massal
Redaktur : Tim Redaksi