jpnn.com - BOGOR - Memasuki bulan Oktober, intensitas hujan mulai rutin di Kota Bogor dan sekitarnya. Hampir setiap sore hujan. Makanya, warga di Jakarta dituntut untuk waspada banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
Dari data Stasiun Klimatologi Dramaga, prakiraan awal musim hujan terjadi pada bulan September hingga Oktober 2013/2013. Adapun sifat hujan pada bulan Oktober diperkirakan berada di atas normal (AN) karena berada di atas 115 derajat.
BACA JUGA: 60 Balita Terinfeksi AIDS
Kepala Klimatologi Stasiun Dramaga, Nuryadi mengatakan, hujan diperkirakan akan terus mengguyur Kota Bogor. Warga di wilayah rawan bencana diminta waspada. Curah hujan di Bogor diperkirakan bisa mencapai 1900-2400 milimeter (mm). Angka itu merupakan yang tertinggi sejak awal musim penghujan.
"Curah hujan kumulatif selama periode Oktober 2013 memang yang paling tertinggi. Padahal sejauh ini, Bogor hanya pernah diguruh hujan hingga mencapai angka di atas 100 mm,"ÃÂ terangnya.
BACA JUGA: Kemendagri Bantah Ada E-KTP Ganda di Jakarta Selatan
Tingginya intensitas hujan disebabkan potensi awan hujan akibat masih panasnya suhu permukaan Laut Selatan Jawa Barat hingga Lampung. "Tahun 2013 ini memang terjadi perubahan cuaca secara nasional,"ÃÂ ujarnya.
Padahal kata dia hingga akhir Juli 2013 kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia pada umumnya berada pada kondisi netral dengan anomali suhu berkisar -0,5 derajat Celcius. Sementara daerah dengan suhu permukaan laut yang relatif hangat berada di perairan sekitar Jawa dan Nusa Tenggara serta Sulawesi, yang anomali suhu permukaan lautnya mencapai >0,6 derajat C.
BACA JUGA: Rekan Tompel Diamankan Saat Sekolah
"Wilayah perairan sekitar pulau Jawa memang diperkirakan akan tetap hangat hingga November 2013 dengan anomali suhu diatas 0,5 derajat C,"ÃÂ bebernya.
Dengan kondisi curah hujan di atas normal itu, warga Bogor diimbau untuk hati-hati. Keberadaan pohon besar yang berada di jalan-jalan utama harus diwaspadai ketika hujan mengguyur.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor tercatat ada 7000 pohon besar dan tua yang rawan mengancam warga Bogor, dari total keseluruhan sebanyak 20.000 pohon yang tersebar di Kota Bogor.
Pohon tersebut berada di kawasan Bogor mulai dari Jalan Pemuda, Jalan Dadali, Jalan Ahmad Yani, Jalan Dr Sumeru, wilayah Kebun Raya Bogor, Jalan Siliwangi, Lawanggintung, Lawangseketeng serta Jalan Pahlawan yang terkenal dengan pohon-pohonnya yang besar dan rata-rata berusia 25 hingga lebih dari 50 tahun dengan diameter yang sama. Dengan ketinggian rata-rata pohon tua di Kota Bogor mencapai 15 meter.
"Sebagian besar jenis pohon yang ditanam adalah Angsana, Beringin, Tanjung dan Kenari yang telah ditetapkan sebagai pohon khas Kota Bogor yang perlu dilestarikan,"ujar Kabid Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, Dian Herdiawan seperti yang dilansir Radar Bogor (JPNN Group), Rabu (9/10).
Mengenai pohon rawan tumbang, untuk tahun ini hanya ada satu saja yakni pohon beringin yang berada di depan panti asuhan dengan tinggi 50 meter. Namun, sebelumnya telah bekerjasama dengan pemadam kebakaran dengan crane decker untuk di pangkas.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk pohon rawan tumbang tidak bisa diprediksikan dan dilihat secara kasat mata, karena banyak faktor yang menyebabkan terjadi pohon rawan tumbang. Bisa saja dilihat dari kondisi fisik yang sudah mati atau mau mati, ataupun kondisi akar yang sudah tidak tercengkram kuat di tanah.
"Sehingga sulit diprediksikan, karena bukan pohon tua saja yang bisa mengancam warga. Namun semua pohon yang ada patut diwaspadai. Terutama mengenai tumbangnya dahan-dahan sekunder yang patah dan berjatuhan," ungkapnya.
Untuk itu dirinya mengimbau kepada masyarakat apabila terjadi hujan besar apalagi disertai angin untuk tidak melintas di daerah-daerah yang banyak pohon besarnya. Sesuai data, di Bogor sudah tidak ada lagi pohon yang mati, namun jikapun ada, diharapkan secepatnya masyarakat melaporkannya ke DKP, agar bisa langsung dilakukan tindakan penebangan.
Dikatakan Dian, selama ini untuk mengantisipasi pohon tumbang, pihaknya melakukan tiga jenis pemeliharaan. Pertama dengan melakukan prunning yaitu memangkas batang atau dahan pohon di kiri-kanan.
Kedua, dengan melakukan Topping yaitu memangkas atau memotong batang primer sehingga tinggi pohon lebih pendek biasanya menyamai tinggi PJU seperti di Jalan Pajajaran antara Bangbarung dan Warungjambu. "Kedua cara tersebut untuk mengurangi tajuk pohon sehingga apabila terjadi angin ribut/kencang akar pohon tidak begitu berat menahan beban dari tajuk pohonnya," imbuh Dian.
Terakhir pemeliharaan pohon adalah penebangan untuk pohon yang mati dan rawan tumbang seperti yang sedang dilakukan untuk pohon beringin yang pernah terbakar depan panti asuhan Jalan Sudirman. (rp3/bac/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemanjat Papan Iklan Minta Didatangi Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi