Curah Hujan Tinggi, Sumbar Waspada

Rabu, 20 Februari 2013 – 09:56 WIB
PAINAN--Tingginya curah hujan beberapa hari belakangan, menyebabkan beberapa daerah di Sumbar dihantam banjir. Di antaranya Padangpariaman dan Pesisir Selatan. Sedangkan di daerah lainnya, warga Solok dan Pasaman mulai cemas.

Di Padangpariaman, Kompleks Bumi Kasai Permai kembali dilanda banjir. Ini setelah hujan deras yang turun sepanjang hari Selasa (19/2). Ratusan warga panik dan khawatir banjir susulan.

Seorang Warga Kompleks Bumi Kasai Permai, Wati mengatakan, ada ratusan rumah yang terendam banjir sedalam pinggang orang dewasa di jalan kompleks. Kondisi yang paling parah itu ditemui di sekitaran jalan Jawa.

Sayangnya, hingga siang kemarin, belum ada BPBD, tim SAR ke lokasi melakukan tanggap darurat. "Jangankan Pemkab, pemerintahan nagari saja belum ada yang datang melihat. Warga kini (kemarin, red) juga panik akan terjadinya banjir susulan karena intensitas hujan cukup tinggi," jelas ibu beranak dua tersebut.

Camat Batang Anai, Syofrion mengaku belum tahu adanya banjir. Dia mengklaim telah menyiagakan aparat Kantibmas dari Polsek melakukan pemantauan. "Saya belum tahu itu. Tapi Kasi Sosial kita akan diturunkan untuk melakukan peninjauan. Dan kita juga akan membangun koordinasi dengan BPBD terhadap penanggulangan yang akan dilakukan ke depannya," paparnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Padangpariaman, Asni B ketika dikonfirmasi, sedang berada di Medan dalam rangka sosialisasi sanitasi masyarakat (Sanimas) dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Sebelumnya, ada informasi akan membangun drainase untuk mengalirkan air bah di dekat SMPN 3 Batang Anai. Hanya proyek yang dikerjakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumbar tersebut hingga kini tidak ada hasilnya.

Bahkan dikabarkan PSDA Sumbar hanya melakukan pembenahan-pembenahan dan perawatan saluran irigasi yang telah ada, bukan membuat drainase baru. "Pada 2012 memang ada rencananya membangun baru saluran drainase dengan anggaran sekitar hampir Rp 1 miliar, namun sampai sekarang tak ada hasilnya," bebernya.

Di Painan, kendati hanya sebatas mata kaki, genangan air mulai mengganggu aktivitas warga. Warga kesulitan keluar rumah karena jalan tergenang di Kampung Jinang Kenagarian Kampungpansur, Cumateh, Gurun Panjang Bayang, Api-Api Bayang dan daerah lainnya.

Wali Nagari Kampungpansur, Joni Aidil mengungkapkan, banjir disebabkan rusaknya beberapa tali bandar. "Ada 500 meter tali bandar yang butuh segera direhab, jika tidak, maka setiap hujan permukiman warga selalu terendam," ujarnya.

Menurutnya, genangan air mempercepat kerusakan badan jalan. Karena itu, harus  segera diperbaiki. "Kita sudah beritahu Dinas PSDA, tapi karena keterbatasan anggaran menjadi alasan semua itu belum diperbaiki," ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Doni Gusrizal kembali mengingatkan warga meningkatkan kewaspadaan menyusul tingginya curah hujan.

Sedangkan di Kota Solok, volume air Batang Lambang naik. Ratusan kepala keluarga (KK) yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang membelah "kota beras" ini terancam banjir. Terutama di Kelurahan Kotopanjang, Tanahgaram, dan KTK, setiap malam warga begadang mewaspadai luapan air.

Tak jarang hujan membuat saluran irigasi dan drainase meluap dan menggenangi ruas jalan umum. Beruntung luapan air segera dapat dikendalikan warga, dan ancaman banjir terhadap areal permukiman berhasil diminimalisir.

Selain luapan air irigasi dan drainase, Batang Lembang hampir meluap. Pada saat itu kondisi sungai dengan lebar sekitar 20 meter, sudah menyentuh bibir sungai. Tak ayal puluhan KK yang bermukim di sepanjang bantaran Batang Lembang waswas. Kaum pria terpaksa begadang hingga pagi mengantisipasi naiknya air sungai.

"Sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan terburuk, sebagian warga langsung mengamankan barang-barang dan perabotan rumah," ungkap Riko, 34, warga Tanahgaram kepada Padang Ekpress (Grup JPNN).

Hal serupa juga menghantui puluhan KK di Kelurahan Kotopanjang, Kecamatan Lubuk Sikarah yang merupakan salah-satu areal padat penduduk di pinggiran Batang Lembang. Ketika banjir besar pada 2005 lalu, Kotopanjang terparah diterjang banjir hingga setinggi atap rumah. Dua orang meninggal, kerugian Rp 1 milliar.

Banjir kembali terjadi di pengujung tahun 2009, 2011, 2012, namun pada dekade ini tidak menelan korban jiwa. Menyikapi ancaman banjir di sejumlah lokasi, Wali Kota Solok, Irzal Ilyas bersama SKPD terkait turun ke lapangan mengecek keadaan. "Apa pun situasinya, warga mesti tetap waspada," kata Irzal.

Di Pasaman, Wabup Daniel mengingatkan warganya waspada dengan cuaca ekstrem. "Curah hujan tinggi berpotensi longsor dan banjir. Karena itu, kami mengingatkan masyarakat di kawasan rawan bencana selalu waspada," kata Wabup saat mengunjungi korban banjir di Jorong Rumbio Nagari Koto Rajo Kecamatan Rao Utara.

Kepala BPBD Pasaman, M Nasir mengatakan, titik rawan longsor meliputi kawasan perbukitan yakni Rimbo Panti, Lurah Berangin Bonjol, Malampah dan beberapa kawasan lainnya di Pasaman. Sementara kawasan langganan banjir, yakni Kecamatan Rao Selatan, Padanggelugur, Panti dan Rao Utara. (n/zul/t/eri)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Prostitusi Terselubung Marak di Kos-Kosan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler