Curahan Hati Tokoh Papua Menyentuh Istana

Selasa, 10 September 2019 – 22:27 WIB
Tokoh masyarakat Papua Abisai Rollo yang juga ketua DPRD Jayapura di Istana Negara, Selasa (10/9). Foto: M Fathra Nazrul/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 61 tokoh asal Papua dan Papua Barat menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (10/9). Dalam pertemuan itu, Abisai Rollo yang menjadi juru bicara bagi para tokoh Papua dan Papua Barat menyampaikan curahan hati masyarakat Bumi Cenderawasih di hadapan Presiden Jokowi.

"Izinkan kami dalam waktu singkat dan berbahagia ini berbagi kegelisahan, kecemasan, dan menyampaikan kebutuhan serta beberapa pemikiran ke depan untuk tanah Papua yang lebih baik dengan fokus pada pengembangan SDM (sumber daya manusia, red)," ucap Abisai mengawali pembicaraan.

BACA JUGA: Temui Presiden Jokowi di Istana, Para Tokoh Papua Sodorkan 9 Permintaan

Jokowi tampak menyimak paparan Abisai. Sejumlah anggota kabinet tampak mendampingi Presiden Ketujuh RI itu, antara lain Menko Polhukam Wiranto, Mensekneg Pratikno, Menlu Retno LP Marsudi dan Kepala BIN Jenderal (Purn) Polisi Budi Gunawan.

Abisai menuturkan, Papua dan Papua Barat dikenal kaya akan sumber daya alam. Namun, jumlah dan kualitas SDM di kedua provinsi itu belum sepenuhnya mampu memanfaatkan kekayaan alam yang ada.

BACA JUGA: Jokowi Kabulkan Permintaan Para Tokoh Papua, tetapi Tidak Semuanya

Ketua DPRD Kota Jayapura itu menjelaskan, membangun SDM Papua agar berdaya saing jauh lebih berharga bagi masa depan ketimbang SDA yang ada. Sebab, SDA akan terus berkurang bahkan habis.

"Ini demi kesejahteraan masyarakat Papua yang adil merata. Selama ini kita omong putar-putar tentang pembangunan, pembagian SDA, namun lupa betapa penting dan berharganya pengembangan SDM Papua," tuturnnya.

Lebih lanjut Abisai mengatakan, generasi muda Papua muncul dan menggeliat untuk meningkatkan kemampuan diri sambil mengatasi trauma konflik. Hanya saja, logika dan narasi generasi muda papua memang kadang tidak sejalan dengan kenyataan sejarah bahwa Papua merupakan bagian NKRI.

Abisai menjelaskan, saat ini mayarakat Papua menggerakkan aktivitas ekonomi bersama-sama para pendatang dari berbagai daerah lain di Indonesia. Kursi pimpinan DPRD provinsi dan kabupaten/kota di Papua pun tidak hanya ditempati warga asli setempat, tetapi juga pendatang.


"Namun di balik semua ini kami cemas dan gelisah, sebagian generasi muda orang asli Papua tertinggal dalam pendidikan. Banyak anak kami yang putus sekolah, menganggur serta terlibat masalah sosial baik di Papua maupun di luar Papua," ungkap Abisai.

Politikus Golkar itu menambahkan, masyarakat Papua dan Papua Barat tak hanya menghadapi persaingan di bidang SDM, namun juga gelisah melihat perkembangan tata ruang daerah. Sebab, sebagian masyarakat di Pulau Papua yang hidup dengan cara berburu pada zona-zona tertentu kini terganggu oleh kegiatan investasi yang tidak didialogkan dengan mereka.

Masyarakat lokal, kata Abisai, tidak keberatan dengan masuknya investasi ke Papua, karena penanaman modal akan menggerakkan ekonomi dan menyejahterakan warga. Namun, warga Papua juga mengharapkan investasi tersebut bisa mengangkat SDM setempat.

Untuk itu, masyarakat Papua mengharapkan investasi yang masuk juga selaras dengan pengembangan SDM. Abisai tak mau SDM Papua dicap negatif karena generasi mudanya juga memiliki masa depan dan menjadi bagian penting dalam keberagaman Indonesia.

"Kami membuka hati seluas-luasnya. Kami membuang semua atribut untuk berdialog yang jujur selagi percaya dan setara dari hati ke hati demi masa depan generasi muda SDM Papua, dan Indonesia yang unggul dan maju," tambah Abisai yang juga anggota Tim Pemenangan Jokowi - Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 itu.

Presiden Jokowi pun mengaku tersentuh dengan paparan Abisai. "Tadi yang disampaikan Pak Abisai sangat menyentuh hati saya, menyentuh hati kita semuanya," ucap Jokowi.

Pada kesempatan itu, tokoh Papua dan Papua Barat juga menyampaikan 9 permintaan kepada Presiden Ketujuh RI tersebut. Namun, hanya sebagian yang dikabulkan, antara lain pemekaran tiga provinsi, lapangan kerja bagi sarjana muda lokal, hingga pembangunan Istana Kepresidenan di Kota Jayapura.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler