jpnn.com, KUTAI KARTANEGARA - HI (26) tidak pernah bisa melupakan tragedi yang menimpanya pada pertengahan 2013 lalu.
HI yang saat itu masih berstatus mahasiswi di salah satu universitas di Kalimantan Timur harus melayani nafsu kakak iparnya, AM (31).
BACA JUGA: Cinta Sejati, Rela Menikahi Gebetan yang Dihamili Kakak Ipar
Peristiwa menyesakkan itu terjadi di rumah kakak kandungnya, NY (29), di Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Saat itu HI memang menumpang di rumah NY dan AM karena harus menempuh pendidikan.
BACA JUGA: Kakak Ipar Lihat Adik Tidur Tanpa Busana, Astaga
“Kakak saya waktu itu sudah menikah. Dia memiliki dua orang anak. Suaminya bekerja di perusahaan swasta, sedangkan kakak saya hanya mengurus anak,” kata HI sebagaimana dilansir laman Prokal, Senin (15/10).
Menurut HI, kakak iparnya sering pulang pada pukul 22:00 Wita. Semua penghuni rumah sudah tidur saat AM pulang.
BACA JUGA: Adik Tidur Sendiri Tanpa Busana, Kakak Ipar Jadi Tergoda
Tragedi bagi HI bermula ketika NY sakit. Orang tua NY lantas memintanya pulang ke kampung halaman.
“Waktu itu dia sakit parah. Sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, enggak sampai sembuh total. Orang tua saya bilang obat kampung bisa memulihkan penyakitnya,” sebut HI.
Atas izin suaminya, NY diboyong sementara ke kampung halamannya bersama kedua anaknya yang masih kecil. Alhasil, hanya HI dan AM yang mendiami rumah tersebut.
Dua hari setelah NY berada di kampung, tragedi bagi HI terjadi. Saat HI sedang tertidur pulas, AM masuk kamar.
Seperti biasa, HI yang saat itu hampir lulus terbiasa tidur tanpa pakaian. Seluruh tubuhnya hanya ditutupi selimut.
“Dia masuk tanpa mengetuk pintu kamar. Awalnya saya enggak dengar soalnya baru tidur. Itu baru terasa setelah dia memegang tangan saya,” ungkap HI.
Setelah itu hubungan layaknya pasangan suami istri tersebut terjadi.
“Saya tidak pernah berpikir melakukan itu bersama kakak ipar saya,” kata HI.
HI juga diancam tidak bercerita kepada siapa pun. Jika buka mulut, HI akan disakiti.
Beberapa hari kemudian, NY kembali ke Tenggarong dalam keadaan telah sembuh dari penyakitnya.
HI memilih bungkam. Dia tidak menceritakan kisah kelam itu kepada kakaknya.
“Saya takut dengan ancaman AM. Lebih baik saya saja yang menanggung akibat itu. Namun, sejak itu, hubungan kami renggang. Kami jarang berkomunikasi,” ucap HI.
Seminggu kemudian, HI merasa mual. Kepada kakaknya, dia beralasan sedang masuk angin. AM mengetahui keadaan adik iparnya yang drop itu.
Saat itu, HI yang aktif berorganisasi di kampus memilih untuk memeriksakan kesehatannya di rumah sakit terdekat.
Dokter mengabarkan bahwa perempuan itu sedang hamil. Bak disambar petir, HI pucat pasi.
“Setelah pamit pada dokter, saya tidak pulang ke rumah kakak saya. Saya datangi pacar saya di kosnya. Saya menceritakan semuanya. Dia tak terima. Hari itu juga dia memutuskan hubungan dengan saya,” kata HI.
Dia sempat berpikir untuk bunuh diri. Namun, dia mengurungkan niatnya.
Teman dekatnya sesama mahasiswi memberikan nasihat kepada HI agar selalu bersabar. Atas dasar itu pula ada kekuatan yang muncul dalam dirinya.
Hari berganti minggu. AM mengetahui kehamilan HI. Dia kaget melihat bentuk tubuh perempuan itu kian membengkak.
“Saya ditanya sama kakak saya. Saya enggak bisa lagi berbohong. Saya ceritakan kisah yang sebenarnya,” kata HI.
Namun, NY malah membela suaminya. HI disebut tidak mampu menjaga diri di hadapan AM.
Hari itu juga HI memutuskan keluar dari rumah tersebut. Dia tinggal terpisah dengan kakak kandungnya. (um)
Redaktur & Reporter : Ragil