Curhat Perajin Tempe Soal Harga Kedelai hingga Omzet Anjlok

Senin, 28 Februari 2022 – 17:36 WIB
Salah seorang perajin tempe di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengeluhkan harga kedelai impor yang terus merangkak naik. Foto: Wenti Ayu/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Salah seorang perajin tempe di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengeluhkan harga kedelai impor yang terus merangkak naik.

Pasalnya, kenaikan harga kedelai akhir-akhir ini sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha perajin tempe dan tahu sehingga membuat produksi tidak maksimal.

BACA JUGA: Duh! Ekonom Khawatir Harga Kedelai Picu Kenaikan Komoditas Lain

Ngatiman, pemilik pabrik tempe di Daerah Dukuh Jiworagan, Desa Kalangan, Kecamatan Pedan menyampaikan harga kedelai naik hingga Rp 12 ribu per kilogram.

"Naik, dari harga Rp 7.000 - Rp 8.000 sekarang Rp 12 ribu," ungkap Ngatiman kepada JPNN.com, Senin (28/2).

BACA JUGA: Kemendag Beberkan Alasan Kenaikan Harga Kedelai Impor

Di sisi lain, dampak dari kenaikan kedelai itu membuat omzetnya juga ikut turun sehingga, membuat produksi tempe terpaksa harus dikurangi.

Ngatiman mengaku membeli kedelai yang impor dari Amerika Serikat karena petani di Indonesia tidak mampu untuk menanam kedelai, faktor utamanya kurang lahan.

BACA JUGA: Satgas Pangan Polda Sumut Selidiki Kenaikan Harga Kedelai

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai USD 15,77 per bushles.

Kenaikan itu cukup tinggi sebesar 18,9 persen dibanding minggu pertama Januari 2022 yang mencapai USD 13,26 per bushles.

Hal ini berdampak kepada harga kedelai impor di tingkat perajin menjadi berkisar sebesar Rp 11.631,00 per kilogram.

Ngatiman berharap pemerintah cepat mengembalikan harga normal kedelai.

Kendati demikian, Ngatiman tidak menaikan harga tempe, yakni Rp 10 ribu per papan, hanya saja dia sedikit memperkecil ukurannya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan pihaknya memiliki perhitungan sendiri.

Menurut Oke, puncak kenaikan harga kedelai diprediksi tertinggi pada Mei 2022 dan kemungkinan akan menyentuh Rp 12 ribu per kilogram.

"Kenaikan harga kedelai harus dihadapi. Jika memang harus dinaikkan, maka naikkan, sebaliknya kalau turun, maka turunkan," tegas Oke.

Oke menyampaikan bahwa saat ini pemerintah sedang merumuskan solusi terbaik dalam persoalan tuntutan perajin tahu dan tempe akibat dari kenaikan harga kedelai.(mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler