JAKARTA - Ketua Setara Institute Hendardi menyindir kekhawatiran SBY atas isu penggulingan dan ancaman pada keluarganya, sebagai ilusi pemimpin yang minim prestasi. "SBY bukan takut kursi kepresidenannya terancam, melainkan dibayangi ketakutan menjelang akhir jabatannya karena selama dua periode memimpin tidak ada prestasi signifikan," kata Hendardi pada wartawan.
Alih-alih menyusun argumentasi yang logis dan solusi yang menyejahterakan rakyat, lanjut Hendardi, SBY justru kembali berusaha menyedot rasa iba publik. "Seolah ada gerakan tidak konstitusional yang akan menjatuhkannya dari kursi kepresidenan dengan menggunakan isu kenaikan BBM," kritiknya.
Padahal, imbuh Hendardi, SBY sendiri yang untuk kali kesekian meraup "benefit politik" dengan menaikkan BBM saat ini. "Serangan SBY terhadap kelompok-kelompok yang tidak jelas sosoknya, yang bermaksud menggulingkan presiden, jelas bukanlah komoditas politik bermutu," tandasnya.
Sementara politikus senior PDIP Pramono Anung meyakinkan SBY bahwa jabatan presiden akan aman sampai 2014. Jaminan itu dijelaskan orang dekat Megawati tersebut dalam menanggapi komentar SBY tentang adanya gerakan yang berusaha menggulingkannya sebelum Pilpres 2014. SBY menganggap gerakan itu mengancam keselamatannya dengan menjadikan kenaikan harga BBM sebagai momentum.
"Kita melihat tidak ada yang terlalu serius. Bagi saya pribadi dan ini yakinlah bagi kita semua, politik dan demokrasi itu lima tahunan," kata Pram "sapaan Pramono Anung" yang kini menjabat wakil ketua DPR tersebut di gedung parlemen.
Pemberian dukungan kepada siapa pun untuk tampil di pentas nasional, tegas Pram, harus dilakukan pada saat Pemilu dan Pilpres 2014. Mekanisme itu harus digunakan semua warga negara. "Kalau ada orang yang ingin menurunkan di tengah jalan, saya melihat tidak ada mekanisme yang bisa digunakan," ujar mantan Sekjen DPP PDIP (periode 2005-2010) itu.
Pram menduga, kekhawatiran SBY tersebut lebih dipicu kondisi internal koalisi pemerintahan sendiri. Ditambah lagi, hampir selama sembilan bulan terakhir, pilar politik utama Presiden SBY di DPR, yakni Partai Demokrat, dihantam masalah serius.
"Hampir setiap hari ada pemberitaan (negatif) yang tidak pernah putus (terkait dengan Partai Demokrat, Red). Karena itu, SBY merasa partai yang dia bangun tidak memberikan dukungan kepada presiden," ujarnya.
Pram menambahkan, semua presiden pasti mendapat ancaman. Mulai Habibie, Gus Dur, hingga Megawati. Tetapi, para presiden selaku simbol negara mendapat perlindungan dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, dan TNI. "Sehingga tidak mungkinlah kalau ada ancaman, katakanlah ancaman yang bisa diwujudkan," katanya.
Tetapi, karena kekhawatiran presiden tersebut disampaikan secara terbuka di depan publik, Pram menyebut itu warning bagi aparat untuk memberikan jaminan keselamatan kepada presiden dan keluarga.(pri/c7)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenag Kecewa Tak Dilibatkan
Redaktur : Tim Redaksi