Curhatan Seorang Gay: Siapa Bilang Homo Tidak Menular?

Senin, 22 Februari 2016 – 14:10 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - Sebut saja namanya Lucky. Jika dilihat sepintas tak ada yang aneh dengan pria ini. Penampilannya seperti kebanyakan lelaki lain. Gemar menggunakan kemeja rapi berpadu denim dan sepatu sneakers. Gaya bicaranya pun tegas.

Namun, jika sudah bertemu dengan rekan satu komunitasnya, dia mendadak kemayu. Rahangnya yang berbentuk dan jambang yang lebat seolah tak mampu menunjukkan lagi kesan maskulin. Kata sapaan “bro” yang biasa dia gunakan kepada orang yang belum akrab berubah menjadi “cyiinn” dan “say” kepada sesama anggota komunitas.

BACA JUGA: Ini Penting Mas Bro, Kanker Pada Payudara Pria Justru Bisa Lebih Ganas!

Nama Lucky sangat familiar di kalangan selebritis tanah air. Keahliannya di bidang kecantikan membuat banyak seleb yang mempercayakan dia sebagai make up artist. Bahkan, secara ekslusif ada salah satu stasiun tv swasta yang mengontraknya menjadi penata rias untuk beberapa program rutin acara.

Perkenalan Lucky pada dunia tata rias dimulai dengan ketidaksengajaan. Semuanya berawal ketika dia lulus SMA dan diajak seniornya di sekolah untuk bekerja di sebuah salon. Karena belum ada pekerjaan lain, dan tidak memiliki biaya untuk kuliah, Lucky pun menerima tawaran tersebut.

BACA JUGA: Tanjung Kelayang Belitung, Phuket-nya Indonesia

Awalnya tidak ada yang aneh. Gelagat sang teman yang suka memegang dan membelai rambutnya hanya dinilai kebaikan seorang kakak kepada adik. Pun begitu ketika Lucky kerap diajak mandi bersama. Lagi-lagi itu dianggap hal yang wajar. ”Karena waktu saya mondok (sekolah di pondok pesantren) saat setingkat SMP, mandi bareng-bareng sesama teman ya biasa. Wong sama-sama lakinya. Apalagi kamar mandi di pondok saya dulu memang lebar dan dipakai beramai-ramai,” kata dia saat ditemui belum lama ini.

Namun lama-kelamaan semuanya mulai terbongkar. Dari sekadar mandi bersama, sang teman yang sebut saja namanya Anto mulai kerap memegang kemaluan Lucky. Karena dinilai iseng belaka, Lucky lagi-lagi menganggapnya hanya gurauan.

BACA JUGA: Empat Cara Lindungi Anak di Dunia Siber

Pernah suatu waktu, Lucky yang kini bekerja sebagai make up artist sekaligus advisor di sebuah perusahaan kosmetik terkemuka di Indonesia itu, terpancing emosi untuk menepis tangan Anto saat kemaluannya diremas dengan kencang.

”Tapi saya nggak bisa apa-apa. Mau marah, sungkan. Karena kebaikan dia pada saya luar biasa. Tapi kalau didiemin terus, saya kok merasa ada yang aneh,” ungkapnya.

Karena perasaan sungkan itulah Lucky bersikap fine-fine saja seolah tak terjadi apa-apa. Mungkin hal itulah yang membuat Anto semakin berani bertindak. Karena dia merasa Lucky tidak menolak. Puncaknya adalah ketika suatu malam Anto tiba-tiba memeluk Lucky dan melakukan perbuatan tidak senonoh.

Anehnya, bukan melawan, Lucky malah mengikuti semua instruksi dari Anto. ”Saya mau berontak tapi nggak enak. Karena gimanapun juga saya bisa make up, motongin rambut orang, sampai dapat banyak rejeki ya dari dia itu,” kenang dia lantas menyeruput kopi mocha.

Dari kejadian pertama itu Lucky tiba-tiba jadi sosok yang berbeda. Apalagi ketika Anto berhasil mengajaknya melakukan perbuatan hina tadi berulang kali.

Lucky yang sudah memiliki pacar seorang gadis sejak mereka sama-sama duduk di kelas 2 SMA, dengan tega langsung memutuskan begitu saja.

(BACA: Curhat Seorang Gay : Miss Universe Saja Lewat)

”Saya benar-benar seperti dibutakan mata hati. Jadi saya mempertanyakan, siapa yang ngomong kalau homo nggak menular? Saya saksi sekaligus korban yang masih hidup. Makanya saya bersedia bercerita,” jelasnya. (pda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baca! Tips Melindungi Anak dari Kejahatan Dunia Maya


Redaktur : Panji

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler