Curiga Bandara Supadio Bermasalah

Senin, 31 Desember 2012 – 21:42 WIB
JAKARTA -- Anggota Komisi V DPR Arwani Thomafi mengatakan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab tergelincirnya pesawat Lion Air JT 718, jenis Boeing 737-400 dengan registrasi PK-LII, di Bandar Udara Supadio Kalimantan Barat, Minggu (30/12) malam, harus diinvestigasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

“Termasuk yang harus digarisbawahi adalah apakah ada korelasinya dengan seringnya kejadian serupa di Bandara Supadio ini. Empat kali kejadian dalam setahun, tentu menjadi tanda tanya besar," kata Arwani menjawab JPNN, Senin (31/12).

Ia mengatakan, memang dalam setiap insiden di penerbangan selalu dilakukan investigasi. Namun demikian hasil investigasinya tidak selalu bisa  didengar publik.

“Ini harus dijadikan catatan dan segera ada upaya tindak lanjut dari hasil investigasi itu untuk memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat,” lanjut Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan di DPR itu.

Arwani juga meyakini ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat soal jam kerja pilot dan seluruh kru pesawat. “Dan saya kira sudah dilakukan secara penuh,” kata dia.

Arwani mengatakan tergelincirnya pesawat di Supadio ini bukan pertama kalinya terjadi. Dan dari beberapa kejadian, kata dia, insiden terjadi pada saat landasan basah, diguyur hujan, dan atau tiupan angin yang kencang. Karenanya, untuk memastikan penyebab kejadian memang harus dilakukan investigasi.

“Namun memerhatikan beberapa kejadian di Supadio, saya mengharapkan otoritas bandara dapat memastikan sarana prasarana keselamatan termasuk terpenuhinya SOP take off dan landing di Bandara Supadio. Kemenhub (Kementerian Perhubungan) harus memastikan itu,” ulas Arwani.

Apakah sudah selayaknya dibuat landasan pacu baru atau pelebaran dan pemanjangan? “Kita lihat dulu sejauh mana hasil investigasnya ya, titik mana yang harus dijadikan perhatian pihak berwenang,” pungkasnya.

Seperti diketahui, pesawat Lion Air JT 718, jenis Boeing 737-400 dengan registrasi PK-LII tergelincir di Supadio, Minggu (30/12) malam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Pesawat sudah bisa dievakuasi. Lalu lintas penerbangan Supadio dinyatakan dibuka kembali Senin pagi.

Di tahun 2012 peristiwa tergelincirnya pesawat bukan baru pertama kalinya terjadi di Bandara Supadio, Kalbar. Pada Kamis 11 November 2012, Pesawat Lion Air JT-716 tergelincir. Pesawat itu membawa 166 penumpang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Pada 19 Oktober 2012, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 beregistrasi PK CKN dari Jakarta tergelincir saat akan mendarat di Supadio, pukul 16.45. Pesawat Boeing 737-400 itu mendarat di runway 15 Bandara Supadio. Saat mendarat, cuaca hujan dengan jarak pandang sekitar 1.500-1.800 meter.

Pada 1 Juni 2012, pesawat Boeing seri 737-400 beregristrasi PK-CJV yang dioperasikan maskapai Sriwijaya Air  tergelincir pada pukul 12.35. Ketika pendaratan itu dilakukan, landasan pacu tengah diguyur hujan lebat dan hempasan angin kencang dengan kecepatan rata-rata 16 knot.

Saat itu, pesawat tengah membawa 163 penumpang yang terdiri dari 160 penumpang dewasa, dua orang anak-anak dan seorang bayi, serta empat orang awak kabin.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. (boy/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerugian Banjir Pabuaran Rp1,2 Miliar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler