Curiga Lembaga Survei Berpihak ke Jokowi-JK

Kamis, 10 Juli 2014 – 21:57 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Pengamat opini publik Agung Prihatna, mencurigai hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang memenangkan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, sebagai upaya terencana dengan memanipulasi hasil survei.

Apalagi lembaga-lembaga tersebut selama diketahui pro pasangan Jokowi-JK. Menurut Agung, kecurigaan hadir setelah tim Prabowo-Hatta melihat perkembangan beberapa hari terakhir sebelum pelaksanaan pemungutan suara pilpres digelar secara serentak di seluruh Indonesia pada Rabu (9/7) kemarin.

BACA JUGA: SBY Diminta Tetap Netral

"Indobarometer, Lingkaran Survei Indonesia, Charta Politica pada H-5 sebelum Pilpres, menyatakan ada ‘Lampu Kuning’ bagi Jokowi. Jika keadaan terus terjadi di mana trend Jokowi terus turun dan trend Prabowo terus naik. Pada saat itu selisih Jokowi dengan Prabowo semakin dekat tinggal 3 persen,” katanya di Jakarta, Kamis (10/7).

Kondisi menjadi aneh, karena tiga hari setelah pernyataan tersebut, para lembaga survei dimaksud, mengeluarkan pernyataan terjadi rebound (suara pasangan Jokowi-JK melonjak). Artinya dalam waktu 3 hari setelah pengakuan mereka, terjadi perubahan trend.
Padahal menurut Agung, dalam logika survei, trend tidak mungkin berbalik hanya dalam waktu 2-3 hari.

BACA JUGA: Gelar Real Count, Prabowo-Hatta Merasa Menang Besar

Catatan berikutnya, pihak Jokowi menurutnya, sepekan sebelum pilpres sudah menyatakan kemenangan mereka akan sulit jika pihak lawan melakukan kecurangan.

Artinya, Agung menduga kubu Jokowi-JK melakukan pra-kondisi bahwa di atas kertas mereka bisa kalah. Bahkan cawapres JK pernah menyatakan, pasangannya hanya akan kalah jika dicurangi.

BACA JUGA: Tantowi Sebut Kubu Jokowi-JK Memonopoli Kebenaran

"Gejala-gejala di atas patut dicurigai sebagai upaya terencana memenangkan Jokowi dengan melakukan manipulasi survei sejumlah lembaga yang selama ini Pro Jokowi. Apalagi proses pengumpulan data dari hasil pengiriman SMS di TPS saat berada di database lembaga survei, dimungkinkan terjadi intervensi petugas hitung cepat yang bisa menghasilkan angka menguntungkan," kata mantan peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) itu. (gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat Anggap Tudingan Kubu Prabowo Tak Masuk Akal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler