Hendardi menuturkan, penganiayaan itu terjadi pada Kamis (4/10) dini hari. Awalnya Marwan yang sedang mengendarai motor sendirian, hendak menuju lokasi konsolidasi mahasiswa yang tengah menyiapkan unjuk rasa menentang RUU Kamnas pada Kamis siangnya. Saat mengendarai motor sendirian di Jalan Racing, Makassar, Marwan dihadang empat orang yang mengendari dua sepeda motor dengan ciri-ciri berbadan tegap dan berambut cepak.
"Korban (Marwan) dipukuli dan ditusuk sangkur sehingga terluka parah di bagian perut. Dari kesaksian warga yang sempat melihat gerakan para pelaku sangat terlatih," urai Hendardi dalam jumpa pers di kantornya di Kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Jumat sore (5/10).
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan SETARA, para usai menjalankan aksinya langsung melarikan diri secara berpencar. Sedangkan korban oleh warga dilarikan ke RS Islam Faisal Makasar.
Anehnya, kata Hendardi, justru para aktifis mahasiswa di Makassar mendapat kabar penganiayaan Marwan melalui layanan pesan singkat (SMS) dari nomor yang tak dikenal. "Ini kan aneh," kata Hendardi.
Untuk memastikan informasi itu, rekan Marwan, Andi Rante mengajak Hasri yang sama-sama kader HMI mendatangi RSI Faisal. Namun di tengah perjalanan, tepatnya di Jalan Pettarani di depan kantor Bulog, justru giliran Andi dan Hasri yang menjasi sasaran penganiayaan.
Andi dan Hasri dihadang oleh empat orang pelaku dengan ciri-ciri yang sama dengan pelaku penganiayaan atas Marwan. "Kedua korban disabet dengan parang berkali-kali. Lengan kanan dan kiri parah hingga jari tangan terluka parah," beber Hendardi.
Ditambahkannya, dilihat dari pola maupun waktu maka diduga kuat penganiayaan itu ada kaitannya dengan kegigihan ketiga aktivis dalam menolak RUU Kamnas. "Ketiga korban itu sudah menjadi target operasi karena ketiganya yang paling getol menggkoordinir rekan-rekannya berunjuk rasa menolak RUU Kamnas ," beber Hendardi.
Karenanya Hendardi menduga pelaku penganiayaan adalah pihak-pihak yang punya kepentingan dengan akan RUU kamnas. "Sebab, para korban ini pimpinan berbagai aksi demostrasi yang menolak RUU Kamnas," katanya sembari meminta kepolisian mengusut tuntas kasus itu. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Para Hakim Perlu Ditatar soal Bahaya Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi