jpnn.com - GAYO - Anggota DPRK Gayo Lues, Drs.H. Syamsuar menyebutkan akibat lemahnya pengawasan pendistribusian BBM di Kabupaten Gayo Lues, membuat harga bensin di tingkat pengecer menolanjak naik di dua kecamatan, yaitu Terangon dan Tripe Jaya, hingga Rp 15 ribu per liternya. Ini karena SPBU masih mengutamakan pembeli pemakai jerigen.
H.Syamsuar, anggota DPRK asal Terangon meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan pengawasan pada pendistribusian BBM kepada masyarakat.
BACA JUGA: Harga BBM Turun Akhir Desember
Dari hasil pantauannya selama ini mobil tangki masuk ke SPBU pada malam hari dan SPBU langsung buka hingga malam. Dia juga melihat ada aktivitas pembeliah memakai jerigen yang keluar masuk di SPBU pada halam hari sekira pukul 02.00 wib.
Dirinya menduga ada permainan pada pendistribusian BBM. Ini semua karena kelemahan pengawasan oleh pemrintah daerah dan kurang tegasnya pemerintah terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
BACA JUGA: Kesampingkan Putusan BANI, TPI Siap-Siap Siaran Lagi
Hanya segelitir orang yang meningkat penghasilannya karena BBM, tetapi masayarakat banyak tambah menderita.
“Yang sangat perlu dalam menghadapi masalah ini hanya dengan peningkatan pengawasan. Terjadinya kenaikan harga BBM ini semua karena lemahnya pengawasan terhadap pendistribusian BBM. Ini tugas pemerintah untuk melakukan pengawasan," tegasnya, seperti diberitakan Rakyat Aceh (Grup JPNN).
BACA JUGA: Anas: Harga BBM Turun, Kado Termanis di Tahun Baru
Pantuan Rakyat Aceh kemarin (13/12) diperkirakan sampai 13 ribu liter masuk ke SPBU Pengkala. Tapi hanya dalam waktu kurang 3 jam saja bensin langsung ludes.
Tapi antrian di dominasi oleh pengisi jerigen. Bahkah pengecer lebih mendahulukan pembeli pakai jerigen besar.
Karim (44) warga Gayo Lues sangat kecewa saat dirinya datang untuk mengisi SPBU sekitar pukul 12 .00 wib, tapi di SPBU, pasokan bensin malah sudah habis .
“Saya mau datang lebih awal tetapi SPBU asyik melayani jerigen, kapan kami mau mendapatkan BBM maka saya mengurungkan niat datang lebih akhir, eh malah habis,” sebut Karim
Kalau begini terus kapan kami mau menikmati BBM bersubsidi, karena kami bukan pejabat. "Kami hanya masyarakat jelata tolonglah peerintah bisa melakukan pengawasan yang lebih baik," pintanya.
Begitu juga dengan Ahmad yang ikut mengantri giliran mau mengisi BBM habis. "Dari awal kami melihat SPBU lebih mengutamakan pengisian jerigen, mungkin ada uang isinya. Kami berharap SPBU bisa mendahulukan pengisian kenderaan dari pada jerigen," pintanya. (yud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ritel Asing Banyak Sedot Uang Desa
Redaktur : Tim Redaksi