jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menetapkan perubahan cuti bersama tahun 2021. Sebelumnya cuti bersama 2021 sebanyak 7 hari.
Setelah dilakukan perubahan, cuti bersama 2021 menjadi dua hari.
BACA JUGA: Tjahjo Kumolo Ingin Mengulang Pengetatan Libur ASN, Tak Ada Cuti Bersama Idulfitri?
Hal itu seperti tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
SKB sendiri diteken setelah digelar rapat koordinasi tingkat menteri yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (22/2) ini.
BACA JUGA: Cuti Bersama Dikurangi, KemenPAN-RB Minta PNS dan PPPK Tidak Keluar Kota
Rapat itu dihadiri pula oleh Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Sekjen Kemenag Nizar Ali.
"Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) sebelumnya terdapat tujuh hari cuti bersama. Setelah dilakukan peninjauan kembali SKB, cuti bersama dikurangi dari semula tujuh hari menjadi hanya tinggal dua hari saja" ujar Menko PMK Muhadjir Effendy dalam Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko PMK, pada Senin (22/2).
BACA JUGA: Habib Rizieq Harus Bertanggung Jawab, Bisa Digugat secara Perdata
Sebagai catatan, cuti bersama 2021 yang dipangkas yakni 12 Maret dalam rangka Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, kemudian 17-19 Mei dalam rangka Idulfitri 1442 Hijriah, dan 27 Desember dalam rangka Natal 2021.
Sementara cuti bersama yang tetap yakni pada 12 Mei dalam rangka Idulfitri 1442 Hijriah, dan 24 Desember dalam rangka Natal 2021.
Muhadjir menjelaskan, tren kasus COVID-19 cenderung meningkat ketika terdapat libur panjang. Sebab, libur panjang membuat mobilitas masyarakat cenderung naik.
Hal itu yang mendasari pemerintah memangkas cuti bersama 2021.
Setidaknya, pemerintah ingin menekan pertambahan kasus COVID-19 di Indonesia.
"Oleh karena itu pemerintah perlu meninjau kembali cuti bersama yang berpotensi mendorong terjadinya arus pergerakan orang sehingga penularan meningkat," tutur dia.
Di sisi lain, Muhadjir menyadari bahwa pemerintah masih memberikan satu hari cuti menjelang Idulfitri dan Natal.
Hal itu semata agar pemerintah bisa mengelola pergerakan masyarakat secara efisien.
"Jangan sampai terjadi penumpukan pada satu hari dan justru akan berbahaya," beber Muhadjir. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan