Cyclist Asing Puji Audax East Java

Senin, 01 Juli 2013 – 06:48 WIB
Peserta Audax East Java sangatg menikmati rute yang dilewati. FOTO: Becky / JAWA POS
SURABAYA - Tantangan bersepeda 232 kilometer berhasil dilalui mayoritas peserta Jawa Pos Cycling Audax East Java 2013 presented by Mie Sedaap dengan baik. Hampir semuanya tiba di finis, mayoritas peserta benar-benar happy bahkan beruntung bisa ikut di event tersebut. Pengamanan yang total dari jajaran Polda Jawa Timur membuat mereka merasa aman sepanjang rute.
      
Dari 310 peserta terdaftar, peserta yang bersepeda sebanyak 306 cyclist. Dua orang batal gowes karena sakit. Sementara dua lainnya terpaksa mundur di tengah rute karena persoalan teknis dengan sepeda. Mayoritas lainnya melintasi semua jalur dengan gembira. Semuanya juga berjanji bakal ikut lagi jika event serupa digelar lagi tahun depan.
      
"Fantastik! Rasanya sulit dipercaya event ini bisa terorganisasi sebaik ini. Kalau kuota peserta tetap 300 orang, rasanya tahun depan pendaftaran akan penuh hanya dalam setengah jam!" kata cyclist Amerika Serikat (AS) Larry Sperling.
      
"Benar-benar menyenangkan. Saya sering ikut Audax di tempat lain. Tapi rasanya ini yang terbaik. Organisasi event, pengaturan rute, semuanya perfect," timpal cyclist Italia Alberto Boz.
      
Para peserta memang benar-benar puas karena bisa bersepeda ratusan kilometer tanpa terganggu kendaraan lain. Pengawalan total dari jajaran Polda Jatim membuat acara berlangsung tanpa kendala apapun. Peserta, baik domestik maupun internasional, benar-benar puas.
      
Ratusan peserta mulai berkumpul sekitar pukul 04.30 di titik start Polda Jatim. Peserta dari luar Surabaya dan luar negeri yang menginap di Hotel Garden Hotel bahkan berangkat dari hotel pukul 04.00. Mereka menumpang bus khusus yang disediakan hanya buat cyclist. Sementara, sepeda mereka diangkut dengan truk dari hotel.
      
Dibuka oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono dan Gubernur Jatim Soekarwo, peserta berangkat tepat sesuai jadwal pukul 05.30. Etape satu menuju Masjid Cheng Hoo yang flat membuat peserta terus berada dalam rombongan besar. Namun, begitu menuju ke pos kedua di Universitas Brawijaya yang mulai menanjak, peserta secara alamiah terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok cepat dan kelompok normal.
      
Di etape terberat dari Universitas Brawijaya ke Kantor Wali Kota Batu, perbedaan kemampuan para peserta semakin mencolok. Meski hanya berjarak 15,2 kilometer, jalanan terus menanjak. Bahkan, ada ruas jalan yang tanjakannya mencapai 14 persen.
      
Tiba di Batu, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko menyambut gembira para cyclist. "Saya tidak menyangka akan seramai ini. Ini benar-benar menjadi hiburan bagi warga Batu. Semoga apa yang dirasakan para pesepeda di Batu ini bisa disampaikan ke rekan-rekan cycist lainnya," kata Eddy.
      
Karena selisih waktu yang lumayan jauh, panitia memutuskan untuk menggabungkan kembali peloton. Rute Kantor Wali Kota Batu menuju Kantor Kecamatan Kandangan, Kediri, peserta tetap berada dalam rombongan besar. Mereka tetap bersama kendati tanjakan di kawasan Pujon membuat mereka berjalan perlahan.
      
Rute paling seru terjadi saat peserta turun dari kawasan Pujon, Malang, menuju Kandangan. Di jalan yang menurun itu, kecepatan peserta meningkat hingga 50 km per jam. "Sangat menyenangkan. Apalagi pemandangannya sangat bagus. Seru. Turunannya tajam!" kata Joyce Leong, pendiri komunitas road bike terbesar di Singapura, Joy Riders.
      
"Menurut saya yang paling berat justru saat rolling. Sudah enak jalannya menurun, ternyata harus naik lagi. Oh my God! Ini benar-benar menyiksa. Kenapa tidak turun terus saja hahaha," kata cyclist Jepang Miyuki Chida.
      
Para peserta kemarin juga diuntungkan dengan cuaca. Kemarin, hujan hanya turun saat peserta melintas di Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Tapi sesudahnya, cuaca sangat cerah. Bahkan saat menurun ke Kandangan yang biasanya hujan, cuaca cukup panas.
      
"Hujan di awal ini seperti berkah bagi kita semua. Sebab, setelah itu tidak ada hujan sama sekali. Ini membuat peserta lebih cepat saat menurun ke Kandangan. Kalau hujan, kita tidak bisa terlalu cepat karena berhati-hati," kata Azrul Ananda, direktur utama PT Jawa Pos Koran, anggota Surabaya Road Bike Community (SRBC).
      
Etape kelima dari Kandangan ke Mojokerto cenderung flat. Strategi untuk tetap bersama dalam satu peloton berjalan sukses. Para peserta terus bersama hingga di stop ke lima di Kantor Kabupaten Mojokerto dan titik finis di Graha Pena Jawa Pos. Peloton bersama-sama finis pukul 17.45 wib.
      
"Di 12 kilometer terakhir saya berusaha menyelesaikan sampai finis. Rekan-rekan road captain dari SRBC kemudian membentuk barisan piramid agar menahan peserta yang ingin mendahului. Ini agar jarak antara yang depan dan yang belakang tidak terlalu jauh. Akhirnya kita sampai di titik finis bersama-sama dalam rombongan besar," papar Azrul.
      
Mengutip Garmin Azrul, total cycling time mencapai 8 jam 8 menit. Kecepatan rata-rata 27,7 km per jam. Average speed itu jauh lebih cepat daripada saat simulasi yang hanya 26,4 km per jam. Ini berarti semua rangkaian acara berjalan lancar sesuai jadwal.
      
Semua peserta benar-benar menikmati tantangan long distance cycling tersebut. Selain rute yang sangat menarik, semua peserta salut dengan organisasi event. "Dua jempol buat panitia event Jawa Pos," ujar Azrul.
      
Organisasi yang rapi dari panitia memang menuai pujian dari hampir semua peserta. Peserta dari dalam negeri dan luar negeri benar-benar memuji kerja keras panitia dalam melaksanakan acara. "Kami ucapkan terima kasih buat semua para pendukung event, teman-teman SRBC, Mie Sedaap, dan Polda Jatim yang bekerja keras mengawal kami sejak start hingga finis. Ini benar-benar luar biasa," kata Azrul.
       
"Rapinya pengawalan dan pengamanan membuat kami merasa aman bersepeda. Saya harap event ini mampu memberi impact yang baik bagi tourisme dan tren bersepeda terus berlanjut. Melihat 300 peserta sangat serius dengan sepeda, rasanya optimis tren bersepeda akan terus berlanjut," tambah Prajna Murdaya, peserta dari Jakarta. (aga/ady)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tommy Sugiarto Tak Pernah Jual Nama Icuk

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler