jpnn.com, JAKARTA - CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat kesal mendengar tudingan kubu Prabowo Subianto yang menyebut ada upaya dari berbagai lembaga survei tertentu menggiring opini melalui quick count Pilpres 2019 seolah-olah pasangan Prabowo-Sandi kalah.
"Ini terkait muruah dan martabat pollster. Lembaga survei dan pollster bisa saja ada yang berpihak mendukung calon-calon tertentu, tetapi kalau mengeluarkan hasil, pasti profesional," kata Hasan, Rabu (17/4).
BACA JUGA: Beda PSI dan Prabowo Menanggapi Hasil Quick Count
(Baca lagi: Prabowo Bilang Sudah Menang 62 Persen, Real Count!)
"Kami yang bergabung dengan Persepi (Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia) itu bersedia diaudit jika publik merasa curiga dengan hasil lembaga," imbuhnya.
BACA JUGA: Prabowo Klaim Menang Besar hingga Sujud Syukur, Sandiaga ke Mana?
Dia khawatir karena saat ini ada tuduhan-tuduhan serampangan yang dikeluarkan orang-orang yang mengatakan seolah pollster tengah menipu.
Hasan pun menantang agar data yang diungkapkan Prabowo diungkap lebih jelas.
BACA JUGA: Awas! Stres Tidak Terpilih di Pemilu 2019 Bisa Picu Gangguan Mental
"Lembaganya ada atau tidak, kantornya ada atau tidak, SDM-nya ada atau tidak, ada kegiatan seperti ini (hitung cepat) atau tidak," katanya.
Menurutnya, yang paling gampang adalah mengaudit seluruh kegiatan proses mereka. Sebab, tegas dia, quick count itu tidak bisa bohong.
(Baca Juga: Daftar 40 Lembaga Survei Terverifikasi Gelar Hitung Cepat Pemilu 2019)
"Kami punya 2002 TPS sampling itu bisa dibuka semua, dan enggak bisa ngarang TPS-nya di mana, hasilnya berapa, tidak bisa, tidak bisa ngarang," paparnya.
Seperti diketahui, update data terakhir dari quick count yang diselenggarakan Cyrus Network dan CSIS menunjukkan Jokowi - Maruf 55,6 persen dan Prabowo - Sandi 44,3 persen. Data masuk hingga pukul 20.09 adalah 95,7 persen. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yenny Wahid Minta Dugaan Kecurangan Pilpres 2019 Segera Ditindaklanjuti
Redaktur & Reporter : Boy