DAF dan LAS Sempat Tidur Bareng Potongan Tubuh Korban

Minggu, 20 September 2020 – 20:02 WIB
Dua pelaku (baju orange) pembunuhan dan mutilasi korban RHW di apartemen, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Foto: Fransikus Adryanto Pratama

jpnn.com, JAKARTA - Pelaku pembunuhan disertai mutilasi Djumadil Al Fajri (DAF) dan Laeli Atik Supriyatin (LAS) tampaknya sudah mati rasa.

Selain sudah tega menghilangkan nyawa Rinaldi Harley Wismanu, mereka juga memotong-motong tubuh korban menjadi 11 bagian yang dimasukkan ke dalam tas kresek dan koper.

BACA JUGA: Kasus Pembunuhan dan Mutilasi di Pasar Baru, Kedua Pelaku Ada Kemungkinan Psikopat

Yang tak kalah mengerikan usai menghabisi nyawa korban, kedua pelaku sempat tidur bersama potongan jenazah Rinaldi. Kepada polisi, Djumadil dan Laeli mengaku kelelahan usai memotong-motong tubuh korban.

“Sempat menginap di situ (Apartemen Kalibata City), satu malam bersama dengan jenazah. Alasannya kecapekan, ketiduran,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, Minggu (20/9).

BACA JUGA: Rencana DAF dan LAS Membunuh RHW Hingga Dimutilasi Dinilai Sangat Rapi dan Matang

Sebelumnya, kedua pelaku membiarkan jenazah korban selama tiga hari di kamar mandi di Apartemen Pasar Baru.

“9 (September) dieksekusi, dibiarkan dulu tiga hari,” terang dia.

BACA JUGA: Pandemi Tak Kunjung Berhenti, Inul Daratista Bakal Pangkas Jumlah Karyawan

Keduanya lantas memperpanjang masa menginap untuk memutilasi tubuh Rinaldi.

“Tanggal 12 (September), cuma badannya yang tengah dan tangan dimasukkan koper,” sambungnya.

Potongan tubuh korban kemudian dibawa menggunakan taksi online menuju Apartemen Kalibata City menggunakan koper.

“Terus sewa taksi online bawa ke sana (Apartemen Kalibata City), tanggal 13 potong (mutilasi) lagi,” beber Yusri.

Selanjutnya, tubuh korban yang sudah terpotong-potong itu dibersihkan.

“Tanggal 14, 15, 16 itu dilakukan pembersihan. Dia (Djumadil) beli sendiri cat, seprei. Dia cuci sampai tanggal 16 itu,” bebernya.

Dalam pemeriksaan, Djumadil memotong-motong tubuh korban dalam kondisi yang tenang.

Karena itu, polisi akan membawa Djumadil ke psikiater untuk memastikan kondisi kejiwaannya.

“Kami akan antar ke psikiater. Tapi kalau dilihat dari bentuknya tidak ada sakit jiwanya. Orang normal dia,” kata Yusri.(ruh/pojoksatu/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler