Managing Director Dafam Hotels Andhy Irawan menjelaskan, di kota besar yang sudah ada banyak hotel, bisnis perhotelan masih menjajikan. Ia mengatakan, tingkat okupansi bisa mencapai lebih dari 50 persen.
"Jika dengan kompetisi yang ketat masih menguntungkan, apalagi di kota yang masih belum terjamah," katanya saat ditemui kemarin di Peluncuran Hotel Gunawangsa Surabaya kemarin. Beberapa daerah yang ia incar yakni Bangkalan, Jember, Banyuwangi, dan Bojonegoro.
Untuk Bangkalan sendiri, lanjut Andhy, saat ini masih dalam pembicaraan. Pembangunannya akan dimulai tahun depan. Ia yakin Bangkalan akan menjadi daerah yang sangat prospektif. Itu bisa dilihat dari kemudahan akses dan infrastruktur yang ada. Dengan sedikit sentuhan, misalkan fasilitas waterboom. Bangkalan akan menjadi destinasi yang menarik.
Andhy berkata, pihaknya saai ini memang suka membuatpasar baru. Ia berkata untuk membuat pasar jangan mengenalkan produk dahulu tapi kenalkan daerahnya. Misalkan saja Luwuk Sulawesi Tengah. Ia berkata, banyak orang yang belum mengenal Luwuk, padahal Luwuk memiliki pesona pariwisata yang tak kalah dengan yang lain, terutama pantainya.
Ia menambahkan, saat ini telah ada beberapa proyek hotel yang telah berjalan. Misalkan saja, Hotel Surapati Bandung, Avani Villa Spa & Resort Bali, dan Hotel Q di Banjarbaru. Selama ini ia telah mengelola 20 hotel dengan okupansi rata-rata 70 persen.
Tak hanya manajemen hotel lokal yang mengincar kota-kota kecil. Jaringan hotel internasional seperti Aston juga telah memulai. Misalkan saja jaringan hotel Aston yang akan mengelola hotel di Bojonegoro. Corporate Marketing Communications Manager Aston International Febry M. Anindita berkata, hotel yang sedang dibangun di Bojonegoro merupakan hotel bintang tiga. "Bojonegoro memiliki prospek perekonomian yang bagus dengan cadangan minyaknya. Akan banyak investor yang akan keluar masuk dikota itu," katanya. (uma)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Geomembran Tingkatkan Kualitas Garam Lokal
Redaktur : Tim Redaksi