SURABAYA - Sebuah kemudahan ditawarkan kepada pasien yang ingin berobat ke puskesmas di Surabaya. Untuk mendaftar, pasien tidak perlu lama-lama berdiri di depan petugas pencatat. Cukup menyerahkan e-KTP yang dimiliki. Petugas akan memasukkannya ke card reader yang tersambung dengan komputer. Biodata yang tersimpan dalam chip terbaca dan langsung terisi di kolom pendaftaran.
Petugas tidak perlu mengisi secara manual kolom-kolom data pasien.
Proses pendaftaran pun lebih mudah dan mempersingkat waktu antrean. Alat baru itu diberikan oleh Dinas Kesehatan Surabaya kepada 10 puskesmas yang menjadi uji coba. Yaitu, Puskesmas Simomulyo, Manukan Kulon, Dupak, Tanah Kali Kedinding, Ketabang, Jagir, Pucang Sewu, Kedurus, Peneleh, dan Kali Rungkut.
Salah satu yang menerima alat itu Sabtu (20/9) adalah Puskesmas Pucang Sewu. Dony Ardianto, petugas IT puskesmas, mengatakan bahwa alat tersebut bisa memudahkan petugas. "Tinggal tempelkan kartu, data langsung terbaca," paparnya.
Namun, alat itu belum bisa digunakan langsung. Masih ada program yang perlu diinstal. Nanti alat tersebut terhubung dengan sistem informasi puskesmas (simpus) yang baru. "Dulu kami menggunakan simpus desktop yang bersifat lokal. Sekarang simpus yang baru bisa terhubung langsung dengan dinkes," imbuhnya.
Cara kerja simpus baru itu sederhana. Data pasien yang telah di-input melalui komputer pendaftaran terhubung langsung dengan dinkes. Dengan adanya inovasi itu, nanti dinkes bisa memantau pertumbuhan pasien di setiap puskesmas.
Program tersebut diharapkan bisa diaplikasikan mulai Senin (22/9). "Itu kan masih baru. Secepatnya sistem pendaftaran dengan e-KTP bisa digunakan Senin," harap Kepala Dinas Kesehatan Kota Febria Rachmanita.
Menurut Febria, program itu juga didukung wali kota Surabaya. Tujuannya, pelayanan lebih cepat dan efektif. Apalagi sejak adanya BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, terjadi lonjakan pasien di berbagai fasilitas kesehatan. Proses pendaftaran yang memakan waktu menambah panjang antrean. Untuk sementara, e-KTP yang bisa digunakan adalah milik warga Surabaya. "Baru Surabaya saja. Namun, ke depan dikembangkan," tegas Febria. (bir/c7/ayi)
BACA JUGA: Motor Tabrak Median, Dua Pelajar SMP Tewas mengenaskan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Festival Sitti Nurbaya Masih Minim Promosi
Redaktur : Tim Redaksi