jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menilai blunder dan panik merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Menurutnya, dua hal itu terjadi pada Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) petahana.
Fadli mengatakan, ada perbedaan antara Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika dalam posisi capres petahana. Wakil ketua DPR itu menyebut SBY sebagai capres petahana di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 tampak santai karena elektabilitasnya tinggi.
BACA JUGA: WNI di Markas PBB Dukung Prabowo, BPN: Bukan Perintah Kami
"Kalau petahana itu kukuh, kuat, seperti SBY di Pilpres 2009, dia lebih santai menanggapi, elegan, negarawan. Tetapi sekarang ini dia (Jokowi) seperti penantang yang menantang Pak Prabowo," ujar Fadli pada diskusi bertema Jelang Pilpres, Jokowi Blunder dan Panik? di Jakarta, Selasa (12/2).
Baca juga: Foto Ini Bikin Jerinx Yakin Banget Jokowi Bakal Kalah
BACA JUGA: Sambil Melepas Rindu, Kang Emil Doakan Ikhtiar Kiai Maruf Amin Terkabul
Fadli menilai Jokowi sebagai capres petahana yang tampil seperti penantang justru menunjukkan Presiden Ketujuh RI itu sedang panik. Di sisi lain, kata Fadli, kepanikan Jokowi menjadi tanda-tanda kemenangan Prabowo.
Selain itu, Fadli juga menyebut Jokowi telah membuat blunder seiring banyaknya pendukung Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno yang dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pimpinan DPR yang membidangi hukum, politik dan keamanan itu menyebut blundur yang dilakukan Jokowi membuat elektabilitasnya terus anjlok.
BACA JUGA: Fadli Zon Yakin Banget Suara Jokowi di Pilpres Tak Akan Sampai 40 Persen
”Jadi, kalau mereka menggunakan pasal-pasal UU ITE, saya kira justru menjadi blunder after blunder. Ini akan mendorong elektabilitasnya turun," ucapnya.
Fadli menambahkan, ciri demokrasi adalah adanya kebebasan berpendapat melalui lisan ataupun tulisan. Demokrasi, katanya, juga memberi ruang bagi masyarakat untuk berserikat dan berkumpul.
"Tetapi coba lihat, hak-hak ini semakin dibatasi. Bahkan ada kasus-kasus secara nyata dikriminaliasi. Kasus Ahmad Dhani Prasetyo paling nyata," katanya. Baca juga:Fadli Zon Yakin Banget Suara Jokowi di Pilpres Tak Akan Sampai 40 Persen
Menurut Fadli, hanya karena kata ludah dan idiot melalui akun @AHMADDHANIPRAST di Twitter maka pentolan Dewa 19 itu menjadi terdakwa perkara ujaran kebencian. Bahkan, Dhani kini berstatus tahanan.
"Sistem keadilan kita tidak bekerja dengan baik. Ini dibuat-buat. Ini apa namanya kalau bukan rezim otoriter. Berusaha menakut-nakuti orang supaya tidak mengkritik, membungkam kritik,” tutur Fadli.
Lebih lanjut Fadli menyebut pemerintah juga melakukan langkah blunder dalam kasus Buni Yani dan batalnya pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir. Pentolan di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sando itu menduga harapan Jokowi akan game changer justru berbuah blunder.
"Mungkin mereka berpikir ada game changer, karena sebagian umat Islam tidak dukung petahana. Caranya bebaskan Ustaz Abu Bakar Ba’asyir. Tetapi baru dinyatakan (ditentang) PM Australia saja sudah mengkerut, langsung takut," pungkas Fadli.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon Ungkap Hasil Survei Internal, Seru Bro!
Redaktur & Reporter : Ken Girsang